Rabu, 07 Januari 2015

BAB I

THERMAL OVER LOAD ( TOL )
1. Pengertian
Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen – elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak – kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor – motor penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor – motor DC atau motor –  motor AC dari ukuran kecil sampai menengah.
Adapun simbol dari kontak - kontak TOL antara lain:

KONTAKTOR
1. PENGERTIN
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik,
yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / kontinyu “.
2. BAGIAN KONTAKTOR

Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk
lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual.
Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan.
Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan KONTAKTOR, TIMMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain.
Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang
dinamakan KONTAKTOR.

BAB III

PUSH BOTTOM

Push bottom sering disebut dengan tombol, dimana mempunyai fungsi sebagai penghubung dan pemutus arus yang mengalir pada rangkaian kontrol. Penggunaan push bottom ini selalu dibedakan dengan warna pada tombolnya. Umumnya warna merah sebagai push OFF dan warna hijau sebagai push On. Pada push bottom memiliki 2 jenis, yaitu tombol tanpa penguncian dan tombol dengan penguncian.

BAB IV
CONTROL KONVENSIONAL
Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian.Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah selalu menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik . Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan SAKLAR,KONTAKTOR / RELAY, TIMMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain. Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR atau RELAY.
Pada industri yang lama masih banyak ditemui sistem control dengan menggunakan handle/saklar, seperti contoh pada industri warisan dari bangsa Belanda (umumnya Pabrik Gula, Stasiun/pintu perlintasan kereta api, dll). Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian.

Adapun jenis dan macam peralatan kontrol konvensional antara lain :
MENGENAL JENIS-JENIS RANGKAIAN LISTRIK DASAR
Pada umumnya seseorang pemula (junior) merangkai rangkaian untuk suatu sistem tertentu tidak pernah mengetahui jenis rangkaian yang dibuatnya, hanya mengetahui fungsi/tujuan dari rangkaian yang telah dibuatnya. Apalagi jika seseorang akan membuat rangkaian tersebut hanya mengandalkan tujuan akhirnya (hasil) tanpa melihat resiko atau tanpa menproteksi produk tersebut. Suatu contoh kasus rangkaian sederhana instalasi rumah tinggal, seorang perangkai ( INSTALATIR,maksudnya) akan membuat rangkaian lampu pada rumah tersebut sesuai dengan permintaan. Jika hanya mengandalkan hasil yang diminta konsumen, maka akan diabaikannya antara lain : jenis kabel yang dipakai, besar penampang kabel, pengambilan sambungan induk listriknya, dan masih banyak lagi. Hal ini akan berdampak resiko yang akan datang dikemudian hari.
Begitu juga akan terjadi dalam suatu sistem kontrol pada mesin industri yang memiliki fungsi spesifik dan sistem pengoperasiannya tertentu. Hal ini semua sangat tergantung dari cara penentuan sistem desain (rangkaian) tersebut dan pemahaman logika dari prinsip kerja mesin itu.

Adapun jenis - jenis rangkaian listrik yang sering dipakai antara lain :
  1. RANGKAIAN TERBUKA ( OPEN LOOP CIRCUIT )
  2. RANGKAIAN TERTUTUP ( CLOSED LOOP CIRCUIT )
RANGKAIAN TERBUKA
Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu sistem yang mana variabel input akan berpengaruh pada output yang dihasilkan. Gambar berikut ini menunjukan blok diagram dari sistem loop terbuka, yang mungkin dapat membantu anda dalam memahami sistem kontrol tersebut. Jika kita lihat dari blok diagram, pada sistem kontrol loop terbuka di sini tidak ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang berasal dari peralatan output (variabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau tidak. Terutama apabila terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi output. Oleh karena itu pada sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup besar oleh karena tidak adanya koreksi.

RANGKAIAN TERTUTUP

Kontrol loop tertutup adalah sebuah proses yang mana variabel yang dikontrol secara terus menerus disensor kemudian dibandingkan dengan kuantitas referensi. Adapun variabel yang dikontrol ini dapat berupa hasil pengukuran seperti misalnya pengukuran temperatur, kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dsb.Kemudian hasil pengukuran tadi diumpan balikan ke pembanding ( comparator ). Pembanding ini dapat berupa peralatan mekanik, listrik / elektronik, atau pneumatik. Pada alat pembanding ini antara kuantitas referensi dengan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang dikontrol dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan. Sinyal kesalahan ini hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal kesalahan ini seperti ditunjukan pada persamaan dibawah.


SIMAK , KERJAKAN DAN KUMPULKAN ..!!!!!!!

 AC 1 PK daya Input dan output berapa? nama 1 PK diambil dari  daya apa?

Data konversi untuk Energy ini biasanya ada di buku ASHARE ataupun buku buku
mengenai AC lainnya.
1 kW = 3412 btuh
1 kCal = 3.968 btuh
1 TR = 3.517 kW
1 PK = 9000 btuh

Sedangkan untuk work conversion 1 HP = 0.745 kW

1 PK = 1 Hp = 745 Watts
Outputnya biasanya 9000 Btu/h, karna produk yang dipasaran biasanya nyebutin kalo AC 1 PK itu yang punya beban pendingin 9000 btu/h. Sekedar menambahkan, PK = paar de kraft (bahasa Londo) = Horse Power

Umumnya AC yang dijual di sini dalam satuan PK:
1/2 PK = 5000 BTU
3/4 PK = 7000 BTU
1 PK = 9000 BTU
1-1/2 = 12000 BTU

Kalau untuk penggunaan rumus sederhana = 500 BTU/m²
Jadi untuk kamar tidur 3 x 4 m² = 12 m² x 500 BTU = 6000 BTU, cukup memakai AC 3/4 PK. Walau dalam skala lebih rumit ada perhitungan jumlah jendela kaca, jumlah lampu, jumlah orang dalam ruangan, tapi perhitungan simple seperti di atas.

Bukankah 1 HP itu = 2546.699 BTU/hour
Kok bisa dapat angka 9000 dari mana ya?
Atau berarti 1 HP tidak sama dengan 1 PK?
1 HP (2546.699 BTU/hr) adalah besar daya input compressor,  Sedangkan 9000 BTU/hr adalah besar beban pendinginan yg mampu diserap oleh evaporator dengan menggunakan compressor yg mempunyai daya 1 HP. Jadi yg disebut AC 1PK, adalah daya dari kompresor tersebut, bukan beban pendinginannya.  Cara untuk mengetahui kemampuan beban pendinginan dari sebuah compressor dapat dilihat dari diagram P-h pada siklus kompresi uap standard.

Karena 1 HP yang dimaksud adalah daya kompresor, sedangkan 9000 BTU/hr adalah daya pendinginan. Dengan daya input 2547 BTU/hr, kita bisa mendapatkan efek pendinginan sebesar 9000 BTU/hr. Untuk sistem pendingin, performance sistem ditunjukan dengan Coefficient of Performance (COP) yang besarnya daya pendinginan dibagi daya input kompresor. Untuk air cooled system di Indonesia, nilai COP 3,5 memang sudah tipikal, kalau dengan epavorative cooling (water cooled dengan cooling tower) nilai COP bisa diatas 5.

Walaupun jawabannya benar adanya, perlu di luruskan dulu bahwa sebelum tahun 70'an, para teknisi AC tidak pernah bicara soal PK dalam menentukan kapasitas pendingin suatu AC. Jaman itu kapasitas pendingin yang dikenal adalah Btuh. Sejak unit AC dari Jepang masuk pasaran, maka istilah PK yang sebenarnya Input Power [bukan kapasitas pendinginan], menjadi patokan penjual, mengapa begitu ?
jawabannya karena ada AC yang membutuhkan input listrik 1 PK kapasitas pendinginannya 8000 Btuh tetapi ada juga AC dengan input power yang sama dengan kapasitas 10.000 Btuh, dan tentunya yang belakangan lebih efisien.
Konsumen dikecohkan dengan istilah PK tanpa diingatkan untuk melihat yang benar yaitu kapasitas pendinginannya, lalu dipukul rata saja kalau 1 PK sama dengan 9000 Btuh, padahal bisa 8000 sampai 10.000 Btuh tergantung efisiensinya.
Dalam sepuluh yang akan datang akan ada AC yang 1 PK nya menghasilkan sekitar 20.000 Btuh. Sistimnya sudah dikembangkan belasan tahun yang lalu, sayangnya material magnit yang ada beberapa tahun yang lalu belum stabil pada temperatur kamar
Didunia ada 3 negara yang meneliti yaitu Amerika  dan sudah membuatnya untuk pesawat ruang angkasa untuk Low Temperature Application ] , Jepang dan Swedia / Denmark[?].
Dalam waktu dekat berhasil mendapatkan bahan magnetik yang stabil dan segera melemparnya kepasar karena ukurannya hanya 1/3 dari yang ada sekarang, tidak menggunakan kompresor yang berisik, tidak menggunakan freon dan sangat hemat energi......nama sistimnya "Magnetic Cooling".
Menarik sekali tulisan seorang pakar HVAC yang sudah tidak diragukan lagi akreditasinya,  kalao 1PK itu adalah input energinya. tetapi kenapa diluar banyak produk yang bilang "Ini AC 1 PK.." Tapi Input listriknya berkisar antara 690 - 1100 Watts dengan beban pendinginan yang sama 9000 btu/h.
Biasanya menggunakan bahasa "Cooling Capacity"nya berapa..?? tapi mungkin lebih terkenal dengan sebutan PK .
 Btu/h atau Kilocalories/h atau Watts atau TR(Ton Refrigrasi), kenapa penyebutannya bermacam2 kenapa tidak dijadikan 1 saja ?, TR Misalnya. saat bertemu dengan salah satu konsultan mereka menjawab cooling capacitynya sekian kilocalories/h. jadi berapa yahh..??  makanya perlu dikonversikan lagi keTR, baru ngehhh.. hehe..

Soal :
1.    Hitung berapa kebutuhan AC untuk ruangan bengkel bawah  ( Depan Tengan dan Belakang dan ruang guru ) dengan menggunakan pendekatan 2 rumus yang telah di sampaikan
2.       Hitunglah konversi dari
      1 kW = 3412 btuh,   berapa BTU bila 6 kCal ?
                   1 kCal = 3.968 btuh, berapa BTU bila 5 kW ?
                   1 TR = 3.517 kW , berapa BTU bila 6 TR ?
                   1 PK = 9000 btuh, berapa PK bila 19000 btu

3.    Apa perbedaan AC jenis window, dan AC Splite ? sebutkan bagian dan cara kerja dari masing-masing komponen dari kedua AC tersebut.