INSULATION
TESTER
Insulation
Tester biasanya
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan (resistance) dari
isolasi (insulation) yang membungkus bahan penghantar yang digunakan
pada kabel listrik. Secara normatif tegangan listrik setinggi 1 Volt
membutuhkan isolasi yang memiliki nilai tahanan/resistans (resistance)
sebesar 1000 Ohm (1kΩ). Kerusakan pada isolasi akan mengakibatkan kebocoran
tegangan listrik yang dapat membahayakan manusia penggunanya. Alat ini biasanya
digunakan pada industri trafo, pemasangan jaringan listrik, dan motor listrik.
Namun demikian dapat juga dipakai untuk mengukur tegangan AC (Alternating
Current), dan tahanan/resistan (resistance) pada kotak kontak lainya
Terkadang
orang menyebut alat ini dengan nama megohmeter atau megger.
Ketika digunakan sebagai penguji kebocoran tegangan (karena bocornya isolasi)
alat ini membutuhkan tegangan listrik sebesar 9V yang disuplai oleh 6 buah
baterai UM-3 yang masing-masing menghasilkan tegangan sebesar 1,5V. Melalui DC
to DC Converter tegangan sebesar 9V akan dinaikkan hingga 1000V.
Hasil pengujian dapat dibaca pada dua alur bacaan pada
papan skala. Alur bagian atas digunakan untuk pembacaan pengukuran nilai
tahanan/resistan (resistance) dari 0-2000 MΩ, alur bagian bawah
digunakan untuk pembacaan hasil pengukuran tegangan dari 0-600V.
Ketika mengukur kebocoran tegangan, hasil
pembacaan yang ideal pada papan skala Ω adalah tak terhingga (∞), ini berarti
tidak terdapat kebocoran pada pemanfaatan tegangan listrik.
Langkah – Langkah pengukuran
Persiapan Awal
- 1. Sebelum melakukan pengukuran tegangan AC periksalah penunjukan meter pada papan skala. Jarum penunjuk harus berada pada posisi nol atau (∞).
- 2. Jika dibutuhkan dengan menggunakan obeng minus (-), setel pengatur posisi jarum pada posisi angka nol (zero adjustment) sehingga jarum pada papan skala benar-benar menunjuk angka nol.
- 3. Sebelum melakukan pengukuran periksalah kondisi baterai, setel saklar kiri pada posisi B.CHEK, setel saklar kanan pada posisi MΩ.
- 4. Jika diperlukan baterai dapat diganti.
- 5. Ketika mengukur tegangan AC jangan sekali-kali menyentuh ujung kabel penyidik (probes)! Anda dapat tersengat listrik bertegangan tinggi.
- 6. Ketika mengukur tegangan AC, baterai tidak dibutuhkan.
Mengukur Isolasi
- 1. Pastikan rangkaian yang akan diukur berada dalam posisi “OFF” dan tidak terhubung dengan sumber tegangan AC.
- 2. Setel saklar kiri pada posisi “ON MΩ” saklar kanan pada posisi “MΩ” POWER ON Indicator akan bekerja.
- 3. Masukkan kabel penyidik (probes) tegangan tinggi (warna merah) ke lubang (jack) yang bertanda “MΩ”, kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang (jack) yang berwarna hitam (disebelah kanan lubang yang bertanda “MΩ”).
- 4. Hubungkan kabel penyidik (probes) warna hitam (menggunakan aligator clip) ke “common” atau ground dari rangkaian yang akan diukur. Untuk TV, hubungkan ke casis TV.
- 5. Sentuhkan kabel penyidik (probes) tegangan tinggi ke titik yang akan diukur (kawat tembaga dari kabel listrik misalnya). Agar terhindar dari sengatan listrik, jaga posisi jari tangan Anda tetap di belakang pengaman.
- 6. Bacalah hasil pengukuran pada papan skala. Terkadang hasil pengukuran kurang memuaskan. Ini terjadi karena kontak antara ujung kabel penyidik (probes) dengan titik yang akan diukur kurang sempurna.
- 7. Jika tidak terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus kabel listrik (atau rangkaian elektronik lainnya), jarum akan tetap menunjuk posisi tak terhingga (∞).
- 8. Jika terjadi kebocoran pada isolasi yang membungkus kabel listrik (atau rangkaian elektronik lainnya), jarum akan bergerak ke kanan.
Pengukuran Tegangan AC
- 1. Setel saklar kiri pada posisi “OFF (ACV)”, setel saklar kanan pada posisi ACV.
- 2. Masukkan kabel penyidik (probes) ke lubang-lubang (jacks) ACV.
- 3. Hubungkan kabel penyidik (probes) ke titik yang mengandung tegangan AC.
- 4. Hasil pengukuran dibaca pada papan skala.
Keselamatan Kerja dan Keselamatan Alat
- 1. Ingat satu hal! Sengatan listrik bertegangan tinggi dapat membuat arus sebesar 10 mili-Ampere masuk menuju jantung dan menghentikan detak jantung manusia. Tegangan DC maupun AC di bawah 35 Volt tetap mengandung bahaya bagi manusia. Arus listrik yang tinggi bahkan lebih berbahaya lagi.
- 2. Tegangan output dari mode MΩ bisa mencapai 1000V, namun arus yang menyertainya tidak besar sehingga tidak begitu berbahaya, namun demikian Insulation Tester mengandung kejutan listrik yang tinggi, karenanya jangan sekali-kali menyentuh ujung kabel penyidik (probes).
- 3. Jika ingin memperbaiki Insulation Tester dan membuka kotak (casing) nya, ingatlah satu hal bahwa mungkin masih terdapat tegangan setinggi 1000 Volt di titik-titik rangkaian. Beberapa titik mungkin masih mengandung arus yang besar, demikian juga kabel penyidik (probes) masih mengandung tegangan yang tinggi, hindarilah kontak secara langsung.
- 4. Jangan gunakan Insulation Tester untuk mengukur tegangan AC di atas 600 Volt.
- 5. Ketika memeriksa apakah isolasi bocor (yang mengakibatkan terjadinya kebocoran tegangan), pastikan rangkaian yang akan diperiksa sudah terbebas dari jaringan listrik atau sumber daya lainnya.
- 6. Hindari kontak langsung dengan titik-titik pada rangkaian yang mengandung tegangan tinggi seperti saklar “ON-OFF”, sekring (fuse), transformator, dan lain-lain. Pada titik-titik ini terkadang masih terdapat tegangan tinggi, walau pesawat yang akan diukur sudah dimatikan (“OFF”)
Sudah dapat di pastikan bahwa semua instalasi listrik komersial, industri maupun
perumahan dan peralatan di dalamnya baik dan buruknya kwalitas tergantung pada
nilai insulation yang tentunya sesuai dengan ketentuan pertimbangan dan
tegangan operasi normal yang terdapat pada peralatan tersebut. Peraturan nilai insulation adalah minimum 0,5Mohm tahanan isolasi untuk operasi
sampai dengan 500Volt.
Jika tahan/resistansi/hambatan antara
positive power, netral dan ground mempunyai nilai rendah atau dibawah operasi
normal maka kebocoran arus akan terjadi dan selanjutnya akan menyebabkan
kerusakan pada kabel sendiri, perkakas yang dipasok dan tentunya keamanan.
Kualitas nilai isolasi kabel menentukan tinggi rendahnya keamanan karena
rendahnya nilai isolasi dapat menyebabkan panas dan api yang berakibat
terjadinya kebakaran dalam waktu tertentu.
Untuk memastikan bahwa isolasi kabel bagus maka perlu di adakannya
pengetesan tahanan, yang sudah disebutkan dalam pengaturan pengkabelan.
Bagaimana cara kerja alat uji isolasi ( Insulation Tester)?
Alat penguji isolasi/tahanan menghasilkan tegangan DC sebagai outputnya
yang ketika terhubung dengan materi yang di uji akan menghasilkan kebocoran
arus yang mengalir.
Aliran arus yang dihasilkan oleh karena tegangan Insulation Tester,
dihitung dengan hukum Ohm yaitu:
V=IR
Insulation Tester kemudian menghitung dan menampilkan nilai tahanan
isolasi dalam OHM atau lebih dari megaohm.
Insulation
Resistance=test Voltage / Measured Current
Nilai yang diukur umumnya di tampilkan dalam tampilan digital maupun konvensional berupa skala
pointer.
Tetapi penunjukan dengan pointer analog lebih disukai oleh pengguna karena
berbagai alasan misalnya penunjukan analog pointer lebih cepat menunjuk pada nilai yang
pasti.
Kekurangan dari analog pointer adalah ketidakmampuan dalam membaca yang
kemudian merekam nilai nilai tertentu, terutama dimana beberapa skala yang
tercetak pada penunjukan busur yang sama.
Sementara itu tampilan digital memberukan
tampilan yang tepat , praktis dan nilai yang terukur dan secara signifikan
memang lebih kasar.
kestidak
stabilan digit sering menjadi masalah dalam pemakaian tampilan digital.
Tapi dalam perkembangan teknik modern dalam beberapa tahun terakhir,
mulai diciptakannya penggabungan kelebihan dari kedua metode diatas, dan
memperkenalkan Analog ARC yang mengandung liquid crystal electronic analogue.
Pointer yan dikombinasikan dengan tampilan digital.
Kelebihannya adalah:
1. memiliki bagian yang bergerak,
2. dapat memantau dan mengubah pembacaan nilai,
3. Pada saat yang sama bisa mencatat nilai yang akurat sekali.
Menggunakan Insulation Tester dengan hasil terbaik tentunya menjadi pertimbangan besar dalam pemilihan tester dalam waktu
pembelian, dengan memperhatikan fungsi tambahan seperti Penguji Tegangan dll.
Tetapi banyaknya product Insulation tester memaksa untuk berhati hati
dalam memilih, pastikan ketepatan penunjukan nilainya, merk yang sudah terakui.
karena ketidak pastian / ketidak akuratan penunjukan nilai tentunya akan benar
benar menjadi masalah bagi pengguna,
Hal lain yang perlu di perhitungkan adalah keawetan Insulation Tester.
Saat
ini hampir semua produk Insulation Tester yang beredar dipasaran memiliki menu
atau fitur yang lengkap, termasuk mengukur kontinuitas atau resistansi rendah dan suara beep dibawah nilai tertentu,
yang memungkinkan kwantitas pengujian bertambah.
Insulation Tester biasanya di gunakan pada saat tidak ada power di
sekeliling atau tidak ada lampu, gelap karena tidak mungkin melakukan
pengetesan sebuah panel utama dalam keadaan
power hidup. Hal ini dapat di antisipasi dengan pemilihan Insulation Tester
yang memiliki lampu backlight, sehingga bisa memberikan penerangan pada saat
pembacaan nilai.
Insulation tester sudah merupakan peralatan yang penting dalam instalasi kabel maupun perkakas listrik.
Rangkuman
1) Insulation
Tester disebut juga megohmeter atau megger.
2) Alat
ini membutuhkan tegangan listrik sebesar 9V yang disuplai oleh 6 buah baterai UM-3 yang masing-masing menghasilkan tegangan sebesar 1,5V.
3) Melalui DC
to DC Converter tegangan sebesar 9V akan dinaikkan hingga 1000V.
4) Hasil
pengujian dapat dibaca pada dua alur bacaan pada papan skala.
5) Hasil
pembacaan yang ideal pada papan skala adalah adalah tak terhingga (∞).
6) Titik-titik
rangkaian yang akan diuji terkadang masih mengandung tegangan tinggi, walaupun
rangkaian sudah dalam kondisi “OFF”
7) Arus
sebesar 10 mili-Ampere dapat menghentikan detak jantung manusia.
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test
1. Pengukuran tegangan Rendah:
Rumus ≥ 1000. E (minimal)
Contoh :
E =380 V
R isolasi = 1000 . 380
= 380.000 Ω
= 0.38 M Ω
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih bisa dikatakan baik.
2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi :
Mengunakan DC Test
Rumus R isolator → Arus bocor
Max = ………… μA
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test
1. Pengukuran tegangan Rendah:
Rumus ≥ 1000. E (minimal)
Contoh :
E =380 V
R isolasi = 1000 . 380
= 380.000 Ω
= 0.38 M Ω
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih bisa dikatakan baik.
2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi :
Mengunakan DC Test
Rumus R isolator → Arus bocor
Max = ………… μA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar