1.
Konsep dasar Kewirausahaan
1.1.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari enterpreneurship yang berarti prilaku
dinamis, berani mengambil resiko, reaktif, dan berkembang. Menurut; menurut
Impres No. 4 Tahun 1995 tentang GNMMK yaitu Gerakan Nasional Memasyarakatkan
dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan adalah sikap, semangat,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang
lebih besar.
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar
peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa
memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Menurut Robin, 1996).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirauasahaan
adalah suatu proses menciptakan sesuatu dengan menggunakan waktu dan kegiatan
disertai modal, jasa dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan, dan
kebebasan pribadi.
1. 2.
Tujuan Kewirausahaan
Dalam pendidikan kewirausahaan diajarkan dan ditanamkan mengenai sikap
dan perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka di kemudian hari menjadi seorang
wirausaha yang berbakat dan berhasil. Adapun tujuan kewirausahaan adalah :
a. Untuk
mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng hasilkan kemajuan
dan kesejahtraan masyarakat.
b. Untuk
membudayakan semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan
pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
c. Untuk meningkatkan jumlah para wirausaha yang
berkualitas.
1.3.
Wirausaha
1.3.1.
Pengertian Wirausaha
Wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu enterpreneur yang berarti
orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum
mengetahui berapa harga barang itu akan dijual. Ada beberapa pengertian
wirausaha menurut beberapa pandangan diantaranya adalah :
a. Menurut pandangan seorang Businessman
Wirausaha
adalah ancaman, pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen
atau seorang yang bisa diajak bekerjasama.
b. Menurut pandangan seorang Ekonom
Wirausaha
adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasi faktor-faktor
produksi, alam, tenaga, modal, dan skill untuk tujuan produksi.
c. Menurut Pandangan seorang Psikolog
Wirausaha
adalah seorang yang memiliki dorongan dari dalam untuk mencapai suatu tujuan,
suka mengadakan eksperimen atau menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan
orang lain.
d. Menurut Pandangan seorang Pemodal
Wirausaha
seseorang yang menciptakan kesejahtraan buat orang lain yang menemukan cara-cara
untuk menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja
yang disenangi masyarakat.
e. Menurut Gede Prama
Wirausaha
adalah orang-orang yang berani memaksa dirinya untuk menjadi pelayan bagi orang
lain.
Ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha adalah seorang pencipta perusahaan dan orang yang selalu melihat
perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dan
kesulitan.
1.3.2.
Manfaat Wirausaha
a. Menambah
daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b. Memberi contoh bagaiamana
harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah agama.
c. Berusaha mendidik
masyarakat agar hidup secara efisien, ekonomis, tidak berfoya-foya dan tidak
boros.
d. Menjadi contoh bagi anggota
masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani.
e. Berusaha memberi bantuan
kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya.
f. Menyebarkan semangat berkreasi dan berinovasi
g. Menularkan semangat wirausaha pada orang lain
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
lingkungannya
1.3.3.
Keuntungan dan Kelemahan Berwirausaha
Geoffrey G. Merideth dalam Mudjiarto
(2006) memberikan gambaran tentang
keuntungan dan kerugian menjadi wirausaha.
Keuntungannya adalah:
a. Memberi
kesempatan pada tiap pribadi untuk mengontrol jalan hidup
sendiri dengan imbalan kepemilikan yang diperoleh dari kemerdekaan untuk
mengambil keputusan dan resiko
b. Kesempatan
untuk menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara penuh dan aktualitas
diri untuk mencapai cita-cita, kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga
dan masa depan yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat
c. Kesempatan untuk memberikan
sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan pengabdian serta
memperoleh pengakuan
d. Terbuka peluang untuk
memperoleh peluang manfaat dan keuntungan secara maksimal
e. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang
dikehendaki.
Dibalik semua
keuntungan diatas, menyertai pula kerugian atau hal-hal yang harus dikorbankan
yang dapat dialami oleh wirausaha diantaranya:
b. Resiko
hilangnya modal/ asset/
investasi anda. Semua
hal tentu mengandung
resiko, resiko terbesar yang harus dihadapi seorang wirausahawan adalah
kerugian yang akan menghilangkan investasinya,
c.
Kualitas hidup sebelum
mapan, wirausahawan harus bekerja 6-12 jam sehari.
Untuk membangun suatu usaha
yang besar, tidak cukup hanya modal yang besar, namun harus diikuti dengan
kerja ekstra dan waktu ekstra.
1.3.4.
Sasaran dan Asas Kewirasahaan
Dalam berwirausaha pasti
memiliki sasaran yang ingin dicapai serta asas untuk tercapainya tujuan.
a. Sasaran Kewirausahaan adalah :
(1) Para generasi muda pada
umumnya, anak-anak putus sekolah dan para calon wirausaha.
(2) Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para
pengusaha kecil.
(3) Organisasi profesi dan
kelompok-kelompok masyarakat.
b. Asas kewirausahaan adalah sebagai berikut :
(1) Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
(2) Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.
(3) Kemampuan berpikir, bertindak kreatif, dan
inovatif.
(4) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti, dan
produktif.
1.3.5.
Ruang Lingkup Kewirausahaan
Dalam
berwirausaha banyak sekali bidang-bidang yang harus digeluti diantaranya adalah
:
a. Lapangan pemberi jasa : pedagang perantara, pemberi kredit atau
perbankan, pengusa angkutan, pengusaha birojasa traverl pariwisata, pengusaha
asuransi, dan lain sebagainya.
b.
Lapangan perdagangan : pedagang besar, pedagang menengah, dan pedagang kecil.
c. Lapangan
agraris : pertanian (tanaman berumur pendek dan berumur panjang), perkebunan,
dan kehutanan.
d. Lapangan perikanan : pemeliharaan ikan, penetasan ikan, makanan ikan,
dan pengangkutan ikan.
Kreatif,
Inovatif, Mandiri, dan Realitis
Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku,
tabiat/sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai tujuan lahir
batin. Karakteristik wirausaha biasanya dapat dilihat pada waktu mereka
berkomunikasi untuk mengumpulkan suatu informasi atau pada waktu menjalin
hubungan dengan para relasi bisnisnya. Salah satu kesuksesan seorang wirausaha
adalah harus mempunyai karakteristik yang baik dan menarik. Karena
karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa kearah kebenaran,
keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya.
Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa karakteristik wirausaha adalah pembawaan, tetapi dalam hal
mental bisa diubah melalui pendidikan dan lingkungan yang baik. Syarat mental
yang perlu dipahami adalah sebagai berikut : a. Simpatik dan berinisiatif
b. Optimis dan percaya diri
c. Jujur, berani
d. Mempunyai imijinasi dan bertanggung jawab
e. Rajin dan teliti
f. Seksama dan waspada
a.
Komitmen
Komitmen tinggi seorang wirausaha yang berhasil adalah seorang wirausaha
yang memiliki komitmen tinggi. Dalam pengertiannya komitmen diartikan sebagai
berpegang teguh. Seseorang memiliki komitmen tinggi berarti setiap saat
pikirannya tidak pernah lepas dari perusahaannya, ia memiliki sikap yang tegas,
dan kosisten. Seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi adalah orang yang
mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai
berhasil.
1. Faktor Pendukung
Ada
beberapa faktor pendukung
yang betul-betul memanfaatkan
komitmen tinggi.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Konsisten, tegas, dan fair
Seorang
wirausaha dalam memutuskan sesuatu harus konsisten, maksudnya adalah sesuatu
yang diputuskan tidak boleh berubah-ubah.
b. Mercusuar
Dalam hal ini
seorang wirausaha harus memiliki kharisma, tidak sekedar menerangi dari
kejauhan, tetapi mempraktekan apa yang dibicarakan dan disampaikan.
c. Konsentrasi pada manusia
Dalam hal ini
seorang wirausaha selalu memperhatikan kepada masalah, keinginan, dan
perkembangan bawahannya akan berhasil menciptakan atmosfer kerja yang lebih
menyenangkan. Dengan adanya perhatian yang baik dari pimpinan, maka siapapun
yan mendapat tugas, akan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Seorang wirausaha yang memiliki komitmen yang tinggi adalah
seorang wirausaha yang selalu menerapkan prilaku tepat waktu, tepat janji, dan
perduli terhadap mutu hasil kerja.
Pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha seorang wirausaha yang
memiliki komitmen tinggi dalam berusaha harus memiliki tujuh kekuatan yang
dapat membangun kepribadiannya, diantaranya adalah :
a. Kemauan keras untuk maju dalam berwirausaha
b. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif dalam
berwirausaha.
c. Ketekunan dan keuletan dalam berwirausaha.
d. Kesabaran dan ketabahan
e. Ketahanan fisik dan mental
f . Kejujuran dan tanggung jawab
g. Keyakinan yang kuat untuk lebih maju.
Sikap komitmen tinggi sangat penting bagi seorang wirausaha. Adapun
pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha adalah :
a. Memperoleh hasil yang maksimal dengan sumber
daya yang minimal.
b. Meningkatkan etos semangat kerja baik pribadi
dan karyawan.
c. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha.
d. Meningkatkan rasa kepercayaan dalam
berwirausaha.
e. Meningkatkan dan memajukan perusahaannya.
b. Sikap
Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha adalah mau dan mampu mengatakan sesuatu
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jika diberi kepercayaan dalam berwirausaha
tidak berkhianat, apabila berkata selalu benar, dan apabila berjanji tidak
mengingkari. Seorang wirausaha yang memiliki sikap jujur akan mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat/pelanggan. Sikap jujur merupakan kunci keberhasilan
dalam berwirausaha. Untuk menumbuhkan makna kejujuran dan tanggung jawab dalam
diri seorang wirausaha adalah dengan cara bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan melatih disiplin diri.
Selain memiliki sikap jujur, seorang wirausaha harus memiliki sikap
selalu ingin maju, wirausaha yang selalu ingin maju adalah seorang wirausahawan
yang tidak mudah menyerah,
pasrah ataupun tidak mudah putus asa. Wirausaha yang selalu ingin maju akan
mempunyai etos kerja dan semangat yang tinggi berjuang tanpa mengenal lelah.
Menurut Stepen
Covey dalam bukunya First Thing’s First, ada 4 (empat) sisi potensial yang
dimiliki manusia untuk maju, yaitu :
1. Self Awareness atau sikap mawas diri.
2. Couscience: mempertajam
suara hati supaya menjadi manusia berkehendak baik seraya memunculkan keunikan
serta memiliki misi dalam hidup.
3. Creative Imagination:
berpikir dan mengarah kedepan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi,
khayalan, serta adaptasi yang tepat.
4. Independent Will: pandangan
independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi.
1. Dipercaya oleh masyarakat konsumen.
2. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.
3. Memiliki mental yang kuat.
4. Memiliki kesabaran.
5. Selalu tabah.
6. Memiliki disiplin diri.
c. Sikap
dan Prilaku Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa inggris disciple
yang berarti pengikut atau murid.
Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan
ketaatan kepada aturan.
Menurut S.
Nasution (1972:63) disiplin adalah usaha untuk mengatur atau mengontrol
kelakuan yang harus dicapai, dilarang atau diharuskan.
Disiplin yang
baik tidak tercapai apabila tingkah laku seseorang terlampau dikendalikan oleh
bermacam-macam peraturan dan tindakan. Sikap disiplin mestinya tumbuh sendiri
dalm diri seseorang yang merasa terpanggil.
Upaya pembentukan sikap disiplin dapat dilakukan di dalam ataupun di
luar sekolah. Konsep disiplin dilinkungan sekolah pada umumnya selalu
memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Peraturan-peraturan yang jelas serta
sanksi-sanksi hukumnya yang jelas.
b. Peraturan-peraturan yang akan ditentukan pihak sekolah harus masuk
akal dan dipahami oleh semua pihak.
c. Konsep disiplin yan dibuat sekolah adalah untuk kepentingan keadilan,
kesejahtraan bersama.
d. Tata aturan disiplin
harus disepakati bersama serta dijalankan secara baik dan konsekuen.
Dalam menerapkan disiplin berwirausaha dalam
pola asuh di lingkungan sekolah,
maka perlu dilakukan upaya :
a. Menanamkan berbuat jujur.
b. Menanamkan rasa syukur, berdoa dan bekerja.
c. Menanamkan sikap mau bekerja keras.
d. Menanamkan sikap mental untuk maju berusaha.
e. Menanamkan ketulusan untuk maju bersama.
f. Menanamkan sikap iklas.
g. Menanamkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pentingnya disiplin belajar bekerja, berkarya,
dan berpartisipasi adalah sebagai berikut:
a. Menhargai usaha secara aktif dan produktif.
b. Suasana yang menyenangkan.
c. Konsep disiplin dapat diterima semua pihak.
d. Adanya hormat-menhormati semua pihak.
e. Meningkatkan prestasi belajar berkarya dan berpartisipasi.
f. Saling menghormati semua pihak.
g. Menciptakan kreatifitas dan produktivitas
yang tinggi.
Penanaman disiplin pada
diri seorang wirausaha akan memberikan kekuatan. Kekuatan tersebut antara lain
:
a. Menguasai keadaan kehidupan.
b. Mengatasi kegagalan.
c. Membentuk pola berpikir sehat dan logis.
d. Dapat mengontrol sikap dan tingkah laku.
1.4.
Fungsi Seorang Wirausaha
Fungsi seorang wirausaha adalah:
1.
Mengusahakan
inovasi-inovasi baru
2.
Membuka
pasaran baru
3.
Memasuki
usaha-usaha baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain
4.
Memulai
produksi jenis barang dan jasa baru
1.4.1.Peran
Seorang Wirausaha
Peran seorang wirausaha
adalah sebagai motor penggerak pembangunan nasional, seperti :
1. Wirausaha berusaha mengurangi pengangguran
2. Wirausaha berusaha mengurangi ketegangan sosial
3. Wirausaha berusaha
meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat lingkunganya
4. Wirausaha berusaha memajukan perekonomian bangsa
dan negara
5. Wirausaha berusaha memperkecil sifat
ketergantungan terhadap bantuan luar negeri
6. Wirausaha berusaha memenuhi
segala macam kebutuhan masyarakat terhadap produk dan adanya jasa
Pengusaha sukses menurut adalah seseorang yang
memiliki tekad yang sangat
tinggi, jeli
dalam melihat peluang, kreatif, inovatif, berkomitmen dan berani melangkah
untuk mendapatkan sesuatu dan juga mampu merealisasikan ide-ide yang dia miliki
bukan sekedar menghayal.
1.4.2.Karakteristik
Seorang Wirausaha :
1. Kreatif dan Inovatif
2. Berani mengambil resiko
3. Tidak Mudah Putus Asa
4. Berani Bersaing
5. Tidak Tahu Malu
6. Dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan
(Supel)
7. Aktif
8. Tekun
9. Low Profile
1.4.3.Nilai-Nilai
Kewirausahaan :
1. Percaya Diri
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
3. Keberanian Mengambil Resiko
4. Kepemimpinan
5. Berorientasi ke Masa Depan
6. Keorisinilan : Kreatif dan Inovatif
7. Terdapat 2 (dua) motif
seseorang berwirausaha, yaitu Need Based (Kebutuhan) dan Opportunity Based
(Kesempatan)
Proses
Kewirausahaan secara umum
dilakukan dengan berbagai
tahap,
diantaranya :
1. Tahap memulai, tahap di
mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga
memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri /
manufaktur / produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan,
SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil
resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap
di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang
dihadapi
4. Mengembangkan usaha, tahap
di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang
mungkin diambil.
1.4.4.
Terdapat 10 kompetensi seorang wirausaha, yaitu:
Seorang
wirausaha dengan memiliki keterampilan berwirausaha, maka akan memiliki
kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business
Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausaha,
yaitu:
1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang
wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha
atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis
perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis
pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran kommputer.
2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara
merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat
memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan
kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat,
cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan
efisien.
3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Ia harus
bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang
sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
4)
Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang
cukup. Modal tidak hanya bentuk
materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama
dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga,
tempat, dan mental.
5) Managing Finances
Effectively,
yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
6)
Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur
waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7)
Managing People, yaitu kemampuan
merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan
(memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8)
Satisfying Customer by
Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.
9)
Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui
strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus
dapat mengungkap kekuatan (strenghts),
kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus
menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10) Copying with Regulations and
Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.
2.
Pencarian dan menyaring ide produk
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas
yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu
yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.“Creativity
is the ability to bring something new into existence”( Reni dkk, 2001).
Definisi
yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang
dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut
Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru
tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang
dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut
pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi
kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya,
kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai ( Four P’s Creativity), yaitu dimensi
person, proses, press dan product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi person
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau
kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat.
Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi
kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang
berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau
dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk
mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari
lingkungan sosial dan psikologis.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas
yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu
yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the
ability to
bring something new into existence” (Reni dkk, 2001). Definisi yang berfokus
pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh
Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru atau kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini
maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja
kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan
diatas penulis menyimpulkan bahwa : “Kreativitas adalah proses konstruksi ide
yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif
(berbeda/lebih baik)”.
2.1.
Pencarian Ide Produk
Ide
bisa dicari namun terkadang datang dengan sendirinya tanpa diharapkan. Banyak
perusahaan yang memiliki bagian atau divisi riset maupun menggunakan jasa pihak
luar untuk mencarikan ide segar dan brilian bagi perusahaan. Ide yang
dihasilkan haruslah sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan perusahaan. Ide pun bisa datang
dari konsumen yang biasa mengkonsumsi produk perusahaan maupun produk produsen
lain yang serupa. Ide pun bisa dicuri dari produsen lain yang berkompetisi
dengan kita. Ide memang mahal, kerena tidak sedikit perusahaan yang berani
membayar mahal sebuah inovasi baru yang mampu menciptakan keuntungan besar bagi
perusahaan.
2.2.
Menyaring Ide Produk
Apabila
ide yang didapat banyak jumlahnya maka sebaiknya dilakukan pemilihan ide yang
sekiranya patut untuk maju ke langkah selanjutnya. Sesuaikanlah dengan kondisi
dan tujuan perusahaan. Ide yang sulit untuk diwujudkan karena dirasa tidak
memiliki sumber daya yang dibutuhkan sebaiknya tidak diteruskan demi kebaikan
perusahaan.
3.
Analisis Bisnis
Perusahaan
melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa
kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya,
seberapa besar tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan
yang mungkin diraih perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan
tidak hanya dengan kira-kira saja. Berikut adalah contoh analisis usaha stick
rumput laut. Sebagai asumsi bahwa peralatan untuk membuat stick rumput laut
dapat dipakai selama 5 tahun, dengan rincian sebagai berikut:
Peralatan
|
|
Harga
|
Wajan
|
Rp.
|
200,000
|
Kompor dan
gas
|
Rp.
|
500,000
|
Wadah
|
Rp.
|
150,000
|
Pengaduk
|
Rp.
|
50,000
|
Peniris minyak
|
Rp.
|
1,400,000
|
Mesin pengemas
|
Rp.
|
360,000
|
Mesin giling mie
|
Rp.
|
350,000
|
Peralatan tambahan
|
Rp.
|
100,000
|
Jumlah
Investasi
|
Rp.
|
3,110,000
|
Biaya Operasional per
Bulan (penyusutan alat)
|
|
Total
Biaya Tetap
|
Rp.101,250
|
|
|
|
|
|
|
||
Keju
|
|
Rp. 80,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
2,400,000
|
Tepung
|
Rp 150,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
4,500,000
|
|
Bumbu balado
|
Rp. 50,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
1,500,000
|
|
Minyak goreng
|
Rp.100,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
3,000,000
|
|
Bumbu stik
|
Rp. 95,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
2,850,000
|
|
Telur
|
|
Rp. 80,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
2,400,000
|
Kemasan
|
Rp. 30,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
900,000
|
|
Gas Lpg
|
Rp. 22,000
|
x
|
4
|
=
|
Rp.
|
88,000
|
|
Biaya listrik
|
Rp. 20,000
|
x
|
1
|
=
|
Rp.
|
120,000
|
|
Biaya air
|
Rp. 80,000
|
x
|
1
|
=
|
Rp.
|
80,000
|
|
Biaya tambahan lain
|
Rp. 50,000
|
x
|
30
|
=
|
Rp.
|
4,500,000
|
|
Total
Biaya Variabel
|
|
|
|
|
Rp.
|
22,338,000
|
|
Total Biaya Operasional
|
|
|
|
|
|
||
Biaya tetap + biaya variabel =
|
|
|
|
Rp.
|
22,439,250
|
||
Pendapatan
per Bulan
|
|
|
|
|
|
|
|
Penjualan rata – rata =
|
|
|
|
|
|
|
|
105
|
kemasan
|
x Rp.
|
7,500
|
|
=
|
Rp.
|
787,500
|
Rp.
|
787,500
|
x 30
|
hr
|
|
=
|
Rp.
|
23,625,000
|
Keuntungan per Bulan
|
|
|
|
|
|
||
Laba
|
= Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
|
|
|||||
Rp.
|
23,625,000
|
–
22,439,250
|
|
=
|
Rp.
1,185,750
|
||
Lama Balik Modal
|
|
|
|
|
|
|
|
Total Investasi / Keuntungan = Rp.
|
3,110,000
|
:
|
1,185,750
= 3 bln
|
Pada contoh analisa usaha diatas apabila mampu menjual stik rumput laut
dalam jumlah banyak maka akan mendapatkan keuntungan yang besar. Apabila mampu
menjual stik rumput laut sebanyak 105 kemasan dengan harga Rp. 7.500 per kemasan
maka bisa mendapatkan untung Rp. 1.185.750 dengan lama balik modal 3 bulan.
4.
Pengembangan Produk
STICK
RUMPUT LAUT.
Bahan:
1.
|
Tepung terigu
|
6.
|
Margarin dan garam
|
2.
|
Tepung kanji
|
7.
|
Putih telur
|
3.
|
Rumput laut yang sudah dikukus
|
8.
|
Baking Powder
|
4.
|
Bawang putih
|
9.
|
Air
|
5.
|
Minyak goreng
|
10. Pengemas
|
|
Alat:
|
|
|
|
1.
|
Penggilingan Mie
|
4.
|
Kompor
|
2. Baskom
|
5. Pengemas
|
||
3.
|
Mixer
|
6.
|
Sarung tangan
|
Cara
Membuat:
1. Mixer putih telur sampai mengembang
2. Campurkan semua bahan, aduk dan uleni hingga
kalis
3. Giling dengan penggilingan mie no1 sampai no 4
4. Potong lembaran adonan sesuai selera
5. Goreng dengan api sedang
6. Siap hidangkan atau dikemas
Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus
ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila
potensi pasarnya belum jelas maka pengembangan produk tersebut perlu
dipertimbangkan kembali sampai potensi pasarnya jelas atau menguntungkan
perusahaan.
Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan
beberapa faktor, antara lain:
a) Persaingan. Apakah
perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan produk? Kalau ya.
Bagaimana bentuk pengembangan produknya?
b) Persediaan bahan, baik
bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku dan bahan penolong tersedia
dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang atau justru sebaliknya?
c) Kualitas produksi yang
diinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan kualitas produk ataukah akan
ada perbaikan kualitas?
d) Resiko teknik. Apakah
dengan pengembangan produk yang direncanakan berakibat pada proses secara
teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang baru atau tenaga ahli yang
baru?
e) Volume penjualan yang
diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk dapat meningkatkan volume
penjualan atau apakah perusahaan sudah puas dengan volume penjualan yang telah
dicapai?
f) Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah
siap dengan strategi tertentu
dalam upaya pengembagan
produk dan mempromosikannya, dalam bentuk yang bagaimana?
Faktor-faktor
di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana
pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan
dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami kerugian.
Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan
perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong
oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor
prestise (motif psikologis).
5. Uji
Coba Pemasaran dan Seleksi Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah sebuah rencana yang memungkinkan perusahaan
mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan(
Kotler, 2012). Isu strategi pemasaran adalah seleksi evaluasi pasar sasaran dan
merancang susunan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah serangkaian
variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh
perusahaan untuk memengaruhi pasaran yang menjadi sasaran (M. S. Dagun, 2006).
Menganalisis pasar-produk dan meramalkan perkembangan produk dimasa
mendatang, sangat penting bagi perencanaan bisnis dan pemasaran.Pengambilan
keputusan untuk memasuki pasar produk, cara melayani pasar-produk yang sudah
ada, dan waktu untuk memasuki pasar yang tidak menarik,penting artinya dalam
pemilihan pemasaran strategis. Penganalisisan pasar-produk meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi pasar-produk baru yang memberikan
peluang bagiperusahaan
2. Mengevaluasi pasar-produk yang sudah ada sebagai
pedoman strategi
3. Mengamati lingkungan dan
meramalkan kecenderungan perubahan pasar-produk
Dalam pemilihan strategi pemasaran harus memperhatikan faktor
situasional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi. Strategi situasi
meliputi strategidaur hidup produk, strategi pasar yang terpecah, strategi
global. Dasar analisis berguna untuk mengklasifikasikan situasi strategi
pemasaran pada tahap pengembangan, pertumbuhan, kematangan, penurunanatau
global dari evolusi pasar-produk. Dengan menggunakan klasifikasi ini, strategi
analisisnya harus mempertimbangkan struktur pasar, segmentasi, analisis
industri/pesaing, keunggulan bersaing, penentuan sasaran, dan penentuan posisi
Produk
yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian pemasaran
dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili kondisi segmen
pasar yang akan dituju oleh produk perusahaan. Lihat bagaimana reaksi pasar
terhadap produk baru tersebut. Jika hasilnya ternyata positif maka produk
tersebut layak untuk lanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata
negatif atau mendapat respon yang buruk dari target pasat terbatas maka
sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau menggugurkan produk. Baik hasil
positif dan negatif sebaiknya dipelajari kelebihan dan kekurangan agar hasil di
pasar yang sesungguhnya dapat dimaksimalkan.
E. Rangkuman
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar
peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa
memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Sedangkan tujuan
kewirausahaan adalah Adapun tujuan kewirausahaan adalah: (a) untuk mewujudkan
kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng hasilkan kemajuan dan kesejahtraan
masyarakat; (b) untuk membudayakan semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan
pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.; (c) Untuk meningkatkan
jumlah para wirausaha yang berkualitas.
Produsen dituntut untuk dapat kreatif dalam merencanakan sebuah usaha,
agar mampu menciptakan sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada para konsumen.
Produk baru yang diterima pasar atau laku dijual dapat memberi nilai plus pada
perusahaan atau bahkan bisa memimpin pasar pada segmen tertentu.
Proses Kewirausahaan
secara umum dilakukan
dengan berbagai tahap,
diantaranya (1)
tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau
jasa. (2) tahap
melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
(3) mempertahankan usaha, tahap
di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan
kondisi yang dihadapi (4) mengembangkan usaha, tahap di mana
jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka
perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Sebuah pilihan ide harus disesuaikan dengan kondisi dan apa yang telah
menjadi tujuan perusahaan. Ide dapat diperoleh dari mana saja, perusahaan
berani membayar mahal sebuah inovasi baru yang mampu menciptakan keuntungan
besar bagi perusahaan.
Perusahaan
melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa
kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya,
seberapa besar tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan
yang mungkin diraih perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan
tidak hanya dengan kira-kira saja.
Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh
potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum
jelas maka pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai
potensi pasarnya jelas, agar rencana pengembangan produk benar-benar
mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru
berakibat perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian, pengembangan produk harus
dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan rasional-ekonomis (motif
ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai
perusahaan yang maju atau karena faktor prestise (motif psikologis).
Produk yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian
pemasaran dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili
kondisi segmen pasar yang akan dituju oleh produk perusahaan. Jika hasilnya
ternyata positif maka produk tersebut layak untuk lanjutkan ke tahap
berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata negatif atau mendapat respon yang buruk
dari target pasar terbatas maka sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau
menggugurkan produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar