Senin, 20 Juli 2020

MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN / PRODUK


1.             Konsep dasar Kewirausahaan

1.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari enterpreneurship yang berarti prilaku dinamis, berani mengambil resiko, reaktif, dan berkembang. Menurut; menurut Impres No. 4 Tahun 1995 tentang GNMMK yaitu Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan adalah sikap, semangat, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Menurut Robin, 1996).



Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirauasahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal, jasa dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.

1. 2. Tujuan Kewirausahaan

Dalam pendidikan kewirausahaan diajarkan dan ditanamkan mengenai sikap dan perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka di kemudian hari menjadi seorang wirausaha yang berbakat dan berhasil. Adapun tujuan kewirausahaan adalah :

a. Untuk mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng hasilkan kemajuan dan kesejahtraan masyarakat.

b. Untuk membudayakan semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

c. Untuk meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

1.3. Wirausaha

1.3.1. Pengertian Wirausaha

Wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu enterpreneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang itu akan dijual. Ada beberapa pengertian wirausaha menurut beberapa pandangan diantaranya adalah :

a. Menurut pandangan seorang Businessman

Wirausaha adalah ancaman, pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa diajak bekerjasama.
b. Menurut pandangan seorang Ekonom

Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasi faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal, dan skill untuk tujuan produksi.

c. Menurut Pandangan seorang Psikolog

Wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan dari dalam untuk mencapai suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

d. Menurut Pandangan seorang Pemodal

Wirausaha seseorang yang menciptakan kesejahtraan buat orang lain yang menemukan cara-cara untuk menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

e. Menurut Gede Prama

Wirausaha adalah orang-orang yang berani memaksa dirinya untuk menjadi pelayan bagi orang lain.



Ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah seorang pencipta perusahaan dan orang yang selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dan kesulitan.

1.3.2. Manfaat Wirausaha

a.    Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

b.      Memberi contoh bagaiamana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah agama.
c.      Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, ekonomis, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

d.      Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani.

e.      Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya.

f.       Menyebarkan semangat berkreasi dan berinovasi

g.      Menularkan semangat wirausaha pada orang lain

h.      Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungannya

1.3.3. Keuntungan dan Kelemahan Berwirausaha

Geoffrey G. Merideth  dalam  Mudjiarto (2006) memberikan        gambaran        tentang

keuntungan dan kerugian menjadi wirausaha. Keuntungannya adalah:

a. Memberi  kesempatan      pada       tiap       pribadi       untuk mengontrol    jalan     hidup

sendiri    dengan imbalan   kepemilikan   yang   diperoleh    dari kemerdekaan untuk

mengambil keputusan dan resiko

b.  Kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara penuh dan aktualitas diri untuk mencapai cita-cita, kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat

c.   Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan pengabdian serta memperoleh pengakuan

d.   Terbuka peluang untuk memperoleh peluang manfaat dan keuntungan secara maksimal
e.   Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki.


Dibalik semua keuntungan diatas, menyertai pula kerugian atau hal-hal yang harus dikorbankan yang dapat dialami oleh wirausaha diantaranya:

      a.    Ketidakpastian tidak menjamin anda akan memperoleh uang yang cukup untuk hidup

b.   Resiko  hilangnya  modal/  asset/  investasi  anda.  Semua  hal  tentu  mengandung

resiko,      resiko       terbesar       yang harus dihadapi seorang wirausahawan adalah

kerugian yang akan menghilangkan investasinya,

c. Kualitas       hidup     sebelum mapan, wirausahawan harus bekerja 6-12 jam sehari.

Untuk membangun suatu usaha yang besar, tidak cukup hanya modal yang besar, namun harus diikuti dengan kerja ekstra dan waktu ekstra.

1.3.4. Sasaran dan Asas Kewirasahaan

Dalam berwirausaha pasti memiliki sasaran yang ingin dicapai serta asas untuk tercapainya tujuan.

        a. Sasaran Kewirausahaan adalah :

(1)  Para generasi muda pada umumnya, anak-anak putus sekolah dan para calon wirausaha.

(2) Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil.

(3) Organisasi profesi dan kelompok-kelompok masyarakat. 

b. Asas kewirausahaan adalah sebagai berikut :

(1) Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

(2) Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.

(3) Kemampuan berpikir, bertindak kreatif, dan inovatif.

(4) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti, dan produktif.

1.3.5. Ruang Lingkup Kewirausahaan

Dalam berwirausaha banyak sekali bidang-bidang yang harus digeluti diantaranya adalah :

a. Lapangan pemberi jasa : pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan, pengusa angkutan, pengusaha birojasa traverl pariwisata, pengusaha asuransi, dan lain sebagainya.

b. Lapangan perdagangan : pedagang besar, pedagang menengah, dan pedagang kecil.

c.  Lapangan agraris : pertanian (tanaman berumur pendek dan berumur panjang), perkebunan, dan kehutanan.

d. Lapangan perikanan : pemeliharaan ikan, penetasan ikan, makanan ikan, dan pengangkutan ikan.


       1.3.6. Karakteristik Wirausaha yang meliputi : Komitmen tinggi, Jujur, Disiplin,

Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Realitis

Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat/sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai tujuan lahir batin. Karakteristik wirausaha biasanya dapat dilihat pada waktu mereka berkomunikasi untuk mengumpulkan suatu informasi atau pada waktu menjalin hubungan dengan para relasi bisnisnya. Salah satu kesuksesan seorang wirausaha adalah harus mempunyai karakteristik yang baik dan menarik. Karena karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa kearah kebenaran, keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa karakteristik wirausaha adalah pembawaan, tetapi dalam hal mental bisa diubah melalui pendidikan dan lingkungan yang baik. Syarat mental yang perlu dipahami adalah sebagai berikut : a. Simpatik dan berinisiatif

b. Optimis dan percaya diri

c. Jujur, berani

d. Mempunyai imijinasi dan bertanggung jawab

e. Rajin dan teliti

f. Seksama dan waspada

a. Komitmen

Komitmen tinggi seorang wirausaha yang berhasil adalah seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi. Dalam pengertiannya komitmen diartikan sebagai berpegang teguh. Seseorang memiliki komitmen tinggi berarti setiap saat pikirannya tidak pernah lepas dari perusahaannya, ia memiliki sikap yang tegas, dan kosisten. Seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi adalah orang yang mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.

1. Faktor Pendukung

Ada  beberapa  faktor  pendukung  yang  betul-betul  memanfaatkan  komitmen  tinggi.

Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Konsisten, tegas, dan fair

Seorang wirausaha dalam memutuskan sesuatu harus konsisten, maksudnya adalah sesuatu yang diputuskan tidak boleh berubah-ubah.

b. Mercusuar

Dalam hal ini seorang wirausaha harus memiliki kharisma, tidak sekedar menerangi dari kejauhan, tetapi mempraktekan apa yang dibicarakan dan disampaikan.

  
c. Konsentrasi pada manusia

Dalam hal ini seorang wirausaha selalu memperhatikan kepada masalah, keinginan, dan perkembangan bawahannya akan berhasil menciptakan atmosfer kerja yang lebih menyenangkan. Dengan adanya perhatian yang baik dari pimpinan, maka siapapun yan mendapat tugas, akan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Seorang wirausaha yang memiliki komitmen yang tinggi adalah seorang wirausaha yang selalu menerapkan prilaku tepat waktu, tepat janji, dan perduli terhadap mutu hasil kerja.

Pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi dalam berusaha harus memiliki tujuh kekuatan yang dapat membangun kepribadiannya, diantaranya adalah :

a. Kemauan keras untuk maju dalam berwirausaha

b. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif dalam berwirausaha.

c. Ketekunan dan keuletan dalam berwirausaha.

d. Kesabaran dan ketabahan

e. Ketahanan fisik dan mental

f . Kejujuran dan tanggung jawab

g. Keyakinan yang kuat untuk lebih maju.

Sikap komitmen tinggi sangat penting bagi seorang wirausaha. Adapun pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha adalah :

a. Memperoleh hasil yang maksimal dengan sumber daya yang minimal.

b. Meningkatkan etos semangat kerja baik pribadi dan karyawan.

c. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha.

d. Meningkatkan rasa kepercayaan dalam berwirausaha.

e. Meningkatkan dan memajukan perusahaannya.

b. Sikap Jujur

Sikap jujur dalam berwirausaha adalah mau dan mampu mengatakan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jika diberi kepercayaan dalam berwirausaha tidak berkhianat, apabila berkata selalu benar, dan apabila berjanji tidak mengingkari. Seorang wirausaha yang memiliki sikap jujur akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat/pelanggan. Sikap jujur merupakan kunci keberhasilan dalam berwirausaha. Untuk menumbuhkan makna kejujuran dan tanggung jawab dalam diri seorang wirausaha adalah dengan cara bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melatih disiplin diri.

Selain memiliki sikap jujur, seorang wirausaha harus memiliki sikap selalu ingin maju, wirausaha yang selalu ingin maju adalah seorang wirausahawan yang tidak mudah menyerah, pasrah ataupun tidak mudah putus asa. Wirausaha yang selalu ingin maju akan mempunyai etos kerja dan semangat yang tinggi berjuang tanpa mengenal lelah.

Menurut Stepen Covey dalam bukunya First Thing’s First, ada 4 (empat) sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju, yaitu :

1. Self Awareness atau sikap mawas diri.

2.  Couscience: mempertajam suara hati supaya menjadi manusia berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam hidup.

3.   Creative Imagination: berpikir dan mengarah kedepan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta adaptasi yang tepat.
4.   Independent Will: pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi.

1. Dipercaya oleh masyarakat konsumen.

2. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.

3. Memiliki mental yang kuat.

4. Memiliki kesabaran.

5. Selalu tabah.

6. Memiliki disiplin diri.

c. Sikap dan Prilaku Disiplin

1. Pengertian Disiplin

Disiplin berasal dari bahasa inggris disciple yang berarti pengikut atau murid.

Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan.

Menurut S. Nasution (1972:63) disiplin adalah usaha untuk mengatur atau mengontrol kelakuan yang harus dicapai, dilarang atau diharuskan.

Disiplin yang baik tidak tercapai apabila tingkah laku seseorang terlampau dikendalikan oleh bermacam-macam peraturan dan tindakan. Sikap disiplin mestinya tumbuh sendiri dalm diri seseorang yang merasa terpanggil.

Upaya pembentukan sikap disiplin dapat dilakukan di dalam ataupun di luar sekolah. Konsep disiplin dilinkungan sekolah pada umumnya selalu memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Peraturan-peraturan yang jelas serta sanksi-sanksi hukumnya yang jelas.

b. Peraturan-peraturan yang akan ditentukan pihak sekolah harus masuk akal dan dipahami oleh semua pihak.
c. Konsep disiplin yan dibuat sekolah adalah untuk kepentingan keadilan, kesejahtraan bersama.
d. Tata aturan disiplin harus disepakati bersama serta dijalankan secara baik dan konsekuen.

Dalam menerapkan disiplin berwirausaha dalam pola asuh di lingkungan sekolah,

maka perlu dilakukan upaya :

a. Menanamkan berbuat jujur.

b. Menanamkan rasa syukur, berdoa dan bekerja.

c. Menanamkan sikap mau bekerja keras.

d. Menanamkan sikap mental untuk maju berusaha.

e. Menanamkan ketulusan untuk maju bersama.

f. Menanamkan sikap iklas.

g. Menanamkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pentingnya disiplin belajar bekerja, berkarya, dan berpartisipasi adalah sebagai berikut:

a. Menhargai usaha secara aktif dan produktif.

b. Suasana yang menyenangkan.

c. Konsep disiplin dapat diterima semua pihak.

d. Adanya hormat-menhormati semua pihak.

e. Meningkatkan prestasi belajar berkarya dan berpartisipasi.

f. Saling menghormati semua pihak.

g. Menciptakan kreatifitas dan produktivitas yang tinggi.

Penanaman disiplin pada diri seorang wirausaha akan memberikan kekuatan. Kekuatan tersebut antara lain :
a. Menguasai keadaan kehidupan.

b. Mengatasi kegagalan.

c. Membentuk pola berpikir sehat dan logis.

d. Dapat mengontrol sikap dan tingkah laku.


1.4. Fungsi Seorang Wirausaha

Fungsi seorang wirausaha adalah:

1.            Mengusahakan inovasi-inovasi baru

2.            Membuka pasaran baru

3.            Memasuki usaha-usaha baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain

4.            Memulai produksi jenis barang dan jasa baru

1.4.1.Peran Seorang Wirausaha

Peran seorang wirausaha adalah sebagai motor penggerak pembangunan nasional, seperti :



1.   Wirausaha berusaha mengurangi pengangguran

2.   Wirausaha berusaha mengurangi ketegangan sosial

3.   Wirausaha berusaha meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat lingkunganya

4.   Wirausaha berusaha memajukan perekonomian bangsa dan negara

5.   Wirausaha berusaha memperkecil sifat ketergantungan terhadap bantuan luar negeri

6.   Wirausaha berusaha memenuhi segala macam kebutuhan masyarakat terhadap produk dan adanya jasa

Pengusaha sukses menurut adalah seseorang yang memiliki tekad yang sangat

tinggi, jeli dalam melihat peluang, kreatif, inovatif, berkomitmen dan berani melangkah untuk mendapatkan sesuatu dan juga mampu merealisasikan ide-ide yang dia miliki bukan sekedar menghayal.

1.4.2.Karakteristik Seorang Wirausaha :

1.   Kreatif dan Inovatif

2.   Berani mengambil resiko

3.   Tidak Mudah Putus Asa

4.   Berani Bersaing

5.   Tidak Tahu Malu

6.   Dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan (Supel)

7.   Aktif

8.   Tekun

9.   Low Profile

1.4.3.Nilai-Nilai Kewirausahaan :

1.   Percaya Diri

2.   Berorientasi pada Tugas dan Hasil

3.   Keberanian Mengambil Resiko

4.   Kepemimpinan

5.   Berorientasi ke Masa Depan

6.   Keorisinilan : Kreatif dan Inovatif

7.   Terdapat 2 (dua) motif seseorang berwirausaha, yaitu Need Based (Kebutuhan) dan Opportunity Based (Kesempatan)

Proses  Kewirausahaan  secara  umum  dilakukan  dengan  berbagai  tahap,

diantaranya :

1.   Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

2.   Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3.   Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4.   Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

1.4.4. Terdapat 10 kompetensi seorang wirausaha, yaitu:

Seorang wirausaha dengan memiliki keterampilan berwirausaha, maka akan memiliki kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausaha, yaitu:

1)     Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran kommputer.

2)     Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

3)      Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.

4)         Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental.

  
5)     Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.

6)         Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

7)         Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.

8)         Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.
9)         Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.

10)      Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.

2.             Pencarian dan menyaring ide produk

Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.“Creativity is the ability to bring something new into existence”( Reni dkk, 2001).

Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai ( Four P’s Creativity), yaitu dimensi person, proses, press dan product sebagai berikut :




1. Definisi kreativitas dalam dimensi person

Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.

2. Kreativitas dalam dimensi process

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.

3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.

4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk

Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. “Creativity is the

ability to bring something new into existence” (Reni dkk, 2001). Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas penulis menyimpulkan bahwa : “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.


2.1. Pencarian Ide Produk

Ide bisa dicari namun terkadang datang dengan sendirinya tanpa diharapkan. Banyak perusahaan yang memiliki bagian atau divisi riset maupun menggunakan jasa pihak luar untuk mencarikan ide segar dan brilian bagi perusahaan. Ide yang dihasilkan haruslah sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan perusahaan. Ide pun bisa datang dari konsumen yang biasa mengkonsumsi produk perusahaan maupun produk produsen lain yang serupa. Ide pun bisa dicuri dari produsen lain yang berkompetisi dengan kita. Ide memang mahal, kerena tidak sedikit perusahaan yang berani membayar mahal sebuah inovasi baru yang mampu menciptakan keuntungan besar bagi perusahaan.

2.2. Menyaring Ide Produk

Apabila ide yang didapat banyak jumlahnya maka sebaiknya dilakukan pemilihan ide yang sekiranya patut untuk maju ke langkah selanjutnya. Sesuaikanlah dengan kondisi dan tujuan perusahaan. Ide yang sulit untuk diwujudkan karena dirasa tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan sebaiknya tidak diteruskan demi kebaikan perusahaan.

3. Analisis Bisnis

Perusahaan melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya, seberapa besar tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan yang mungkin diraih perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan tidak hanya dengan kira-kira saja. Berikut adalah contoh analisis usaha stick rumput laut. Sebagai asumsi bahwa peralatan untuk membuat stick rumput laut dapat dipakai selama 5 tahun, dengan rincian sebagai berikut:

Peralatan

Harga
Wajan
Rp.
200,000
Kompor dan  gas
Rp.
500,000
Wadah
Rp.
150,000
Pengaduk
Rp.
50,000
Peniris minyak
Rp.
1,400,000
Mesin pengemas
Rp.
360,000
Mesin giling mie
Rp.
350,000
Peralatan tambahan
Rp.
           100,000
Jumlah Investasi
Rp.
3,110,000


Biaya Operasional per Bulan (penyusutan alat)

Total Biaya Tetap
Rp.101,250






Biaya Variabel






Keju

Rp. 80,000
x
30
=
Rp.
2,400,000
Tepung

Rp 150,000
x
30
=
Rp.
4,500,000
Bumbu balado
Rp. 50,000
x
30
=
Rp.
1,500,000
Minyak goreng

Rp.100,000
x
30
=
Rp.
3,000,000
Bumbu stik
Rp. 95,000
x
30
=
Rp.
2,850,000
Telur

Rp. 80,000
x
30
=
Rp.
2,400,000
Kemasan
Rp. 30,000
x
30
=
Rp.
   900,000
Gas Lpg
Rp. 22,000
x
4
=
Rp.
     88,000

Biaya listrik
Rp.  20,000
x
1
=
Rp.
   120,000
Biaya air
Rp. 80,000
x
1
=
Rp.
      80,000
Biaya tambahan lain

Rp. 50,000
x
30
=
Rp.
4,500,000
Total Biaya Variabel




Rp.
22,338,000
Total Biaya Operasional





Biaya tetap + biaya variabel =



Rp.
22,439,250
Pendapatan per Bulan






Penjualan rata – rata =






105
kemasan
x  Rp.
7,500

=
Rp.
787,500
Rp.
787,500
x 30
hr

=
Rp.
23,625,000
Keuntungan per Bulan





Laba
= Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

Rp.
23,625,000
  22,439,250

=
Rp.  1,185,750
Lama Balik Modal






Total Investasi / Keuntungan = Rp.
3,110,000
:
1,185,750   =  3   bln


Pada contoh analisa usaha diatas apabila mampu menjual stik rumput laut dalam jumlah banyak maka akan mendapatkan keuntungan yang besar. Apabila mampu menjual stik rumput laut sebanyak 105 kemasan dengan harga Rp. 7.500 per kemasan maka bisa mendapatkan untung Rp. 1.185.750 dengan lama balik modal 3 bulan.

4. Pengembangan Produk


 Dari ide yang layak untuk maju ke tahap selanjutnya dibuatkan prototip atau model produk untuk dilakukan uji kelayakan bisnis. Produk diuji coba secara internal baik dilakukan sendiri maupun dilakukan oleh pihak luar perusahaan yang kompeten di bidangnya. Dari contoh produk yang dibuat, jika ada yang dirasa buruk produknya atau akan mengalami kendala produksi di masa depan sebaiknya tidak dilanjutkan atau dilakukan perbaikan dengan kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk diperbaiki. Berikut contoh membuat produk sederhana dari bahan dasar rumput laut

STICK RUMPUT LAUT.

Bahan:

1.
Tepung terigu
6.
Margarin dan garam
2.
Tepung kanji
7.
Putih telur
3.
Rumput laut yang sudah dikukus
8.
Baking Powder
4.
Bawang putih
9.
Air
5.
Minyak goreng
10. Pengemas
Alat:


1.
Penggilingan Mie
4.
Kompor
2. Baskom
5. Pengemas
3.
Mixer
6.
Sarung tangan

Cara Membuat:

1.  Mixer putih telur sampai mengembang

2.  Campurkan semua bahan, aduk dan uleni hingga kalis

3.  Giling dengan penggilingan mie no1 sampai no 4

4.  Potong lembaran adonan sesuai selera

5.  Goreng dengan api sedang

6.  Siap hidangkan atau dikemas



Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas maka pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai potensi pasarnya jelas atau menguntungkan perusahaan.

Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan beberapa faktor, antara lain:
a)     Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan produk? Kalau ya. Bagaimana bentuk pengembangan produknya?

b)     Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku dan bahan penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang atau justru sebaliknya?

c)     Kualitas produksi yang diinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan kualitas produk ataukah akan ada perbaikan kualitas?

d)     Resiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang direncanakan berakibat pada proses secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang baru atau tenaga ahli yang baru?
e)     Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk dapat meningkatkan volume penjualan atau apakah perusahaan sudah puas dengan volume penjualan yang telah dicapai?

f)      Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan strategi tertentu

dalam upaya pengembagan produk dan mempromosikannya, dalam bentuk yang bagaimana?

Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor prestise (motif psikologis).

5. Uji Coba Pemasaran dan Seleksi Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah sebuah rencana yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan( Kotler, 2012). Isu strategi pemasaran adalah seleksi evaluasi pasar sasaran dan merancang susunan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk memengaruhi pasaran yang menjadi sasaran (M. S. Dagun, 2006).

Menganalisis pasar-produk dan meramalkan perkembangan produk dimasa mendatang, sangat penting bagi perencanaan bisnis dan pemasaran.Pengambilan keputusan untuk memasuki pasar produk, cara melayani pasar-produk yang sudah ada, dan waktu untuk memasuki pasar yang tidak menarik,penting artinya dalam pemilihan pemasaran strategis. Penganalisisan pasar-produk meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1.  Mengidentifikasi pasar-produk baru yang memberikan peluang bagiperusahaan

2.  Mengevaluasi pasar-produk yang sudah ada sebagai pedoman strategi

3.    Mengamati lingkungan dan meramalkan kecenderungan perubahan pasar-produk

Dalam pemilihan strategi pemasaran harus memperhatikan faktor situasional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi. Strategi situasi meliputi strategidaur hidup produk, strategi pasar yang terpecah, strategi global. Dasar analisis berguna untuk mengklasifikasikan situasi strategi pemasaran pada tahap pengembangan, pertumbuhan, kematangan, penurunanatau global dari evolusi pasar-produk. Dengan menggunakan klasifikasi ini, strategi analisisnya harus mempertimbangkan struktur pasar, segmentasi, analisis industri/pesaing, keunggulan bersaing, penentuan sasaran, dan penentuan posisi

Produk yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian pemasaran dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili kondisi segmen pasar yang akan dituju oleh produk perusahaan. Lihat bagaimana reaksi pasar terhadap produk baru tersebut. Jika hasilnya ternyata positif maka produk tersebut layak untuk lanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata negatif atau mendapat respon yang buruk dari target pasat terbatas maka sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau menggugurkan produk. Baik hasil positif dan negatif sebaiknya dipelajari kelebihan dan kekurangan agar hasil di pasar yang sesungguhnya dapat dimaksimalkan.

E.  Rangkuman

Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Sedangkan tujuan kewirausahaan adalah Adapun tujuan kewirausahaan adalah: (a) untuk mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng hasilkan kemajuan dan kesejahtraan masyarakat; (b) untuk membudayakan semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan  
kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.; (c) Untuk meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

Produsen dituntut untuk dapat kreatif dalam merencanakan sebuah usaha, agar mampu menciptakan sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada para konsumen. Produk baru yang diterima pasar atau laku dijual dapat memberi nilai plus pada perusahaan atau bahkan bisa memimpin pasar pada segmen tertentu.

Proses  Kewirausahaan  secara  umum  dilakukan  dengan  berbagai  tahap,

diantaranya (1) tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau

jasa. (2) tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

(3)  mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti

sesuai dengan kondisi yang dihadapi (4)          mengembangkan usaha, tahap di mana

jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Sebuah pilihan ide harus disesuaikan dengan kondisi dan apa yang telah menjadi tujuan perusahaan. Ide dapat diperoleh dari mana saja, perusahaan berani membayar mahal sebuah inovasi baru yang mampu menciptakan keuntungan besar bagi perusahaan.

Perusahaan melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya, seberapa besar tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan yang mungkin diraih perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan tidak hanya dengan kira-kira saja.

Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas maka pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai potensi pasarnya jelas, agar rencana pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian, pengembangan  produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor prestise (motif psikologis).

Produk yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian pemasaran dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili kondisi segmen pasar yang akan dituju oleh produk perusahaan. Jika hasilnya ternyata positif maka produk tersebut layak untuk lanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata negatif atau mendapat respon yang buruk dari target pasar terbatas maka sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau menggugurkan produk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar