Selasa, 25 Agustus 2015

REFRIGRANT DAN KARAKTERSITIKNYA

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk menyerap panas dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin. Proses pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah bentuknya dari bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan dari peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap zat pendingin inilah yang kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya, dalam hal ini udara dalam ruang pendingin (refrigerator room).Fungsi kompresor pada sistem pendingin tidak hanya memberikan tekanan untuk mengirimkan zat pendingin (refrigerant) ke “evaporator coil” hingga berubah bentuk dari cair menjadi uap, tetapi kompresor juga memberi tekanan pada peralatan pengembun (condenser) untuk mengubah zat pendingin dari bentuk uap ke bentuk cair kembali, hingga proses pendinginan bisa berjalan terus-menerus. Temperatur operasi kompresor pendingin dapat mencapai -300.

B. Karakteristik Refrigerant
Refrigerant yang digunakan pada sistem AC mobil haruslah selektif, sebab proses pendinginan memerlukan suatu bahan yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cair atau untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Karakteristik thermodinamika refrigerant antara lain meliputi temperatur penguapan, tekanan penguapan, temperatur pengembunan, dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendinginan (misalnya untuk pendinginan udara atau pengawetan dengan pembekuan) diperlukan refrigerant dengan karakteristik termodinamika yang tepat. Adapun syarat-syarat umum sebuah refrigerantsebagai berikut.
  • Tidak beracun dan tidak berbau
  • Tidak mudah terbakar atau meledak jika dicampur dengan udara dan minyak pelumas.
  • Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
  • Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
  • Mempunyai titik didih dan kondensasi yang rendah.
  • Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimanfaatkan,diembunkan, dan diuapkan.
  • Perbedaan antara tekanan pengembunan dan tekanan penguapan sangat kecil.
  • Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator bisa maksimal.
  • Mempunyai nilai konduktivitas thermal yang tinggi.
  • Kekentalan (viskositas) dalam face cair maupun fas gas cukup rendah, agar tahanan aliran refrigerant dalam pipa kecil.
  • Konstanta dielektrika refrigerant yang kecil, tahanan lisrik yang besar serta tidak menyebabkan korosi pada pada material isolator listrik.
 Penggunaan Refrigerant
Refrigerant yang digunakan pada AC mobil umumnya adalah R-12 dan R-134a. Jenis refrigerant ini bisa juga gunakan pada alat pendingin lain, seperti lemari es dan dispenser. Refrigerant R-12 dengan rumus kimia CL2F (dichloro-difluoro-metane) adalah refrigerant yang mengandung clorofluarocarbon (CFC), sehinggadapat merusak lapisan ozon (O3) dan membahayakan kelangsungan mahluk hidup. Refrigerant R-134a yang memiliki rumus kimia CHFFCF3(tetrafluoroethane), merupakan refrigerant non CFC dan lebih ramah lingkungan, sehingga dapat menggantikan R-12 yang lebih lama digunakan.

Berdasarkan protokol montreal (atas prakarsa Perserikatan Bangsa Bangsa) tahun 1987 dan telah di ratifikasi oleh lebih dari 170 negara, disepakati bahwa refrigerant yang mengandung CFC tidak boleh digunakan dan diproduksi lagi. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara di Eropa, sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 1996. Namun, untuk negara-negara berkembang masih diperbolehkan sampai tahun 2010, dengan kapasitas produksi yang terus dikurangi.
Umumnya, produksi kendaraan keluaran sebelum tahun 1994 masih menggunakan refrigerant R-12. Setelah ditemukan kerusakan lapisan ozon yang salah satu penyebabnya adalah penggunaan R-12, maka penggunaannya terus dikurangi sejak tahun 1989. Hingga pada tahun 1997, hanya sekitar 15% produksi kendaraan yang masih menggunakan R-12. Target penghapusan R-12 pada produksi kendaraan adalah tahun 2000, setelah itu penggunaan R-134a seluruhnya wajib dilakukan.
Refrigerant yang beredar di pasaran umumnya adalah freon yang dipoduksi oleh E.I Dupont (Amerika), Klea produksi ICI Americas(Amerika), dan Honeywell Genetron (Amerika). Produsen lokal sendiri sudah memproduksi refrigerant yang tidak merusak lingkungan, yaitu menggunakan hidrokarbon. Produsen tersebut di antaranya Musicool MC-12 produksi Pertamina dan Hycool HCR -12 yang ditemukan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung(ITB) dan diproduksi  oleh PT. Citra Total Buana Biru. Perbandingan refrigerant R12 dan R134a sebagai berikut.

    ( a)      Persamaan
Sebelumnya telah disinggung bahwa baik R-12 dan R134a memiliki sifat yang hampir sama seperti syarat-syarat refrigerant pada umumnya, sehingga R134a dapat menggantikan R-12 (dengan syarat adanya perubahan pada beberapa komponen sistem AC mobil). Dari persamaan tersebut, di antaranya tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin, mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan, dan diuapkan. Selain itu, mempunyai nilai normal boiling point(NBP) yang tidak bebeda jauh atau bila terjadi kebocoran mudah dicari.
    ( b)     Perbedaan
Secara kasat mata, tidak mudah mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a. Apalagi masih di dalam tabung refrigerant, mungkin saja diluar tertulis R-134a tetapi isinya R-12 atau sebagian saja yang mengandung R-134a. Apalagi dengan adanya perbedaan harga, yaitu R-134a lebih mahal dari R-12, makanya pengoplosan refrigerant sangat mungkin terjadi.
Alat yang dapat mengetahui kandungan refrigerant pada tabung atau refrigerant yang ada pada sistem AC mobil adalah refrigerant identifier. Alat ini bekerja dengan cara membaca kandungan kimia refrigerant, sehingga dengan mudah dapat diketahui jenis refrigerant pada tabung atau dalam sistem AC mobil. Biasanya bengkel AC mobil memiliki alat untuk menjaga kualitas refrigerant sebelum digunakan pada kendaraan. Cara penggunaan alat sangat sederhana, sebagai berikut.
(1)   Siapkan alat refrigerant identifier.
(2)   Hubungkan ke sumber listrik PLN.
(3)   Hubungkan selang refrigerant identifier pada tabung atau pada AC mobil langsung. Pastikan keran telah terbuka untuk proses identifikasi pada tabung refrigerant. Untuk mengukur tekanan AC mobil, selang dihubungkan ke pentil low pressure.
(4)   Hidupkan alat dan diamkan beberapa saat untuk proses pembacaan.
(5)   Lihat hasilnya pada display refrigerant identifier, biasanya dalam bentuk persentase (%).

Hasil  Pengetesan Refrigerant
Keterangan :
Berdasarkan pengujian di atas,mengandung 98 % lebih refrigerant murni dan kandungan udara tidak lebih dari 10 %. Terlihat di display muncul “PASS”, sebaliknya jika kurang dari 98 %, di display akan muncul “Fail”.
 Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan R-134a pada AC mobil lebih ramah lingkungan, karena tidak merusak ozon dibandingkan dengan R-12. Untuk mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a dapat dilihat pada tabel berikut

Perbedaan R-12 dan R-134a
Indikator
R-12
R-134a
Senyawa kimia 




Tekanan

Oli kompresor


Seal/o-ring/selang


Receiver Dryer


Harga
Dijuluki-dichloro-difluoro-metane yang mengandung CFC, sehingga merusak lapisan ozon (O3)
Lebih rendah

Menggunakan Oli  Mineral (ND-OIL6 atau ND-OIL7

Menggunakan NBR (Nitrile Butadiene Rubber)

Berisi silica-gel untuk menghilangkan uap air

Lebih murah dari R-134a
Dijuluki tetrafluoro-ethane yang tidak mengandung CFC, 



Lebih tinggi

Menggunakan Oli Sintesis (ND-OIL8 atau ND-OIL9)

Menggunakan RBR (Rubber in Behalf of R-134a)

Berisi zeolite yang dapat menghilangkan uap air.

Lebih mahal dari R-12


 A.  Penggantian R-12 menjadi R-134a.
Berdasarkan perbedaan R-12 dan R-134a di atas, dapat disimpulkan bahwa penggantian refrigerant memerlukan komponen sistem AC mobil yang sesuai. Sebenarnya dapat saja mengganti R-12 dengan R-134a, tetapi ada beberapa komponen perlu diganti, seperti minyak pelumas, seal, o-ring, selang, receiver, katup ekspansi, dan perbaikan sistem pendinginan kondensor. Jika dipaksakan mengganti refrigerant R-12 dengan R-134a tanpa mengganti komponen-komponen diatas, akan menimbulkan banyak masalah pada sistem AC mobil sebagai berikut.


(1)   Kompresor macet, karena minyak pelumas yang digunakan pada R-12 tidak mudah larut pada R-134a.
(2)   Terjadi kebocoran refrigerant dari seal, o-ring, dan selang. Hal ini diakibatkan komponen pada R-12 terbuat dari bahan yang mudah rusak saat terkena refrigerant R-134a. Contohnya dibagian dalam selang untuk R-134a yang dilapisi teflon, sehingga lebih kuat.
(3)   Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena masalah pada katup ekspansi. Ini disebabkan tekanan R-134a lebih tinggi daripada R-12, sehingga katup ekspansi pada R-12 tidak cocok digunakan untuk R-134a.
(4)   Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena tekanan R-134a lebih besar  daripada R-12, sehingga menimbulkan panas yang berlebihan dan kondensor tidak mampu melepaskan panas dengan baik, karena desain kondensornya untuk R-12. Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan pendinginan pada kondensor, misalnya mengganti kondensor menjadi lebih besar atau menambah kecepatan kipas kondensornya.
(5)   Terdapat masalah pada komponen receiver, karena dibutuhkan lebih banyak silica gel untuk menyerap air pada R-134a dibandingkan R-12.
(6)   Terdapat masalah pada komponen  pressure switch, katup ekspansi, dan bagian lain, akibat perbedaan tekanan antara R-12 dan R-134a.

Dari pengaruh di atas, perlu diperhatikan saat pengisian kembali refrigerant, apakah AC mobil tersebut menggunakan R-12 atau R-134a. Untuk mengetahuinya, lihat petunjuk pada bagian lain dari kendaraan. Selain itu, banyaknya refrigerant yang digunakan tergantung pada jenis kompresor dan tipe kendaraan yang digunakan. Untuk mengetahui standart kapasitas refrigerant pada tiap-tiap kendaraan dapat dilihat dihalaman lampiran.


B.  Sample Produk Refrigerant
              (1)  Refrigerant Halocarbon (CFC)

Tabel 1. Jenis-jenis refrigerant halocarbon (CFC)
Refrigeran
Titik didih
( 0 C )
Jenis
Kompresor
Temperatur penguapan
Temperatur pengembunan
R 11
23,8
Sentrifugal
Tinggi (pendinginan udara)
Biasa (pendinginan air, udara)
R 12
- 29,8
Torak, putar
Tinggi-rendah (pembekuan, pendinginan ruangan)
Biasa (pendinginan air, udara)
R 13
- 81,4
Torak, putar
Temperatur sangat rendah
Pendinginan biner
R 21
8,9
Torak, putar
Tinggi (pendinginan)
Tinggi (pendinginan udara)
R 22
- 40,8
Torak, putar
Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara)
R 113
47,6
Sentrifugal
Tinggi (pendinginan)
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara)
R 502
- 45,6
Torak, putar
Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan)
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara

              (2)  Hydrocarbon Refrigerant
Hydrocarbon refrigerant atau natural refrigerant saat ini dinilai sebagai alternatif terbaik bagi solusi untuk permasalahan bahan pendingin tersebut. Dengan kandungan pencampuran antara propane dan butaneyang sesuai hydrocarbon memiliki berbagai macam keunggulan sebagai drop-in-subtitute yang kompatibel dengan semua jenis system pendingin yang ada saat ini. Kelebihan lain yang dimiliki oleh hydrocarbonrefrigerant adalah sifat termodinamika-nya yang mampu menciptakan efisiensi energi secara luar biasa yang tidak dimiliki oleh refrigerant sintetik dan kemampuannya untuk menggantikan volume refrigerant sintetik dengan jumlah yang lebih sedikit sehingga menciptakan efisiensi dalam instalasi serta tentunya ramah lingkungan yang dikarenakan tidak berdampak negatif bagi lapisan ozon atmosfir maupun pemanasan global.

              (3)  DURACOOL® Refrigerant
DURACOOL® Refrigerant Dewasa ini teknisi dan pemakai AC telah mengenal luas penggunaan refrigerant halocarbon (CFC) seperti R11, R12, R22, R502 dan R134a yang telah dikenal dengan sebutan “freon” dalam sistem refigerasi. Tapi perlu diingat bahwa pemakaian refrigerant halocarbon (CFC) tidak ramah lingkungan, karena berpotensi merusak lapisan ozon / Ozon Depleting Potential (ODP) dan berpotensi meningkatkan pemanasan bumi / Global Warming Potential (GWP).

Keuntungan menggunakan Duracool Refrigerant :
(a)    Menurunkan penggunaan listrik sampai dengan 15% – 25% (hemat listrik)
(b)   Menambahkan umur kompresor (awet)
(c)    Ramah lingkungan (tidak beracun dan tidak merusak lingkungan
(d)   Tidak merusak lapisan ozon (Non ODP)
(e)    Tidak meningkatkan pemanasan global (Non GWP)
(f)    Pencapaian temperatur dingin lebih cepat (hemat energi)
(g)   Suara mesin kompresor menjadi lebih halus



C.     Aplikasi Refrigerant
Tabel 2. Aplikasi Penggunaan Refrigerant halocarbon (CFC)
Refrigerant
Penggunaan
R 11
Pendinginan air sentrifugal
R 12
Penyegarudara, refrigerasi dan pendinginan
R 13
Refrigerasi temperatur sangat rendah
R 21
Pendingin kabin alat pengangkat
R 22
Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya, pendinginan.
R 113
Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
R 502
Lemari pamer, unit temperatur rendah


3                   D. MINYAK PELUMAS
1. Fungsi Minyak Pelumas
Minyak pelumas  pada sistem AC memiliki beberapa fungsi yaitu :
(1)        Mengurangi friction
(2)        Mencegah wear/aus
(3)        Meningkatkan penyekatan (sealing) ruang tekan
(4)        Mendinginkan

Untuk menjalankan fungsi seperti tersebut di atas dengan baik, maka pelumas kompresor harus memiliki :
                             (1)     Ketahanan terhadap oksidasi
Dengan adanya oksigen, maka pada temperatur tinggi akan menghasilkan sludge, viskositas yang meningkat, endapan karbon, bahkan bahaya kebakaran. Oleh karenanya pelumas harus memiliki sifat fisik untuk tahan/stabil terhadap oksidasi.
                               (2)     Stabilitas Terhadap Temperatur Tinggi
Pada saat kompresor dioperasikan, temperatur akan naik & pelumas harus dapat menurunkan (cooling system) temperatur tanpa terjadi kerusakan pada pelumasnya sendiri (stabil). Pelumas yang gagal mengantisipasi temperatur juga akan membentuk endapan karbon & akan menyebabkan terjadinya kebakaran. Temperatur tinggi pada umumnya banyak dihasilkan oleh kompresor jenis reciprocating.
                              (3)     Viskositas Stabil
Penentuan viskositas adalah hal yang terpenting dalam pengoperasian kompresor. Viskositas harus cukup untuk memberikan lapisan tipis pelumas diantara 2 permukaan metal yang saling bertemu tetapi cukup tipis (encer) sehingga mengurangi tenaga yang diperlukan untuk mengantisipasi internal friction (drag).

E.  Karakteristik Minyak Pelumas
Melihat kondisi kerja kompresor pendingin, maka diperlukan pelumas dengan karakteristik :
  (1) BaseOil pilihan dengan viscosityindexyang relatif tinggi sehingga   viskositas/kekentalan oli relatif stabil.
        (2)   Base oil yang dipilih pada umumnya adalah dari seri naftanik, yang secara  alamiah memiliki pour point relatif lebih rendah dibanding dari seri paraffin.
           (3)        Untuk mendapatkan performa pendinginan yang lebih baik, pelumas dengan bahan dasar sintetik murni dari seri Polyol Ester menjadi pilihan yang tepat.


F.  Oli kompressor
Oli kompressor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan kompressor dan permukaan yang bergesekan.
Alasannya sama seperti mesin yang memerlukan pelumasan. Oli kompressor bersikulasi melalui siklus pendinginan, maka harus menggunakan oli khusus yang disarankan.
Oli yang di sarankan :
·    Kompressor tipe Crank Shaft.................DENSOOIL 6 atau SUNISO No. 5GS
·    Kompressor tipe Swash Plat…................DENSOOIL 6 atau SUNISO No.5GS
·    Kompressor tipe Through Vane..............DENSOOIL 7

a)      Jumlah Oil Kompressor
Apabila cooler sedang bekerja, sebagian oli keluar bersama-sama dengan refrigrant dan bersikulasi di dalam siklus pendingin.
Bila jumlah oli yang keluar dari kompressor ke dalam siklus pendingin sangat sedikit, tidak akan merugikan bahkan memperbaiki pelumasan katup. Sebaliknya bila oli yang bersikulasi jumlahnya cukup banyak akan berakibat sebagai berikut :
                          (1)  Bila oli yang bersikulasi bersama refrigrant cukup banyak, kebutuhan oli di crankcase menjadi berkurang, sehingga pelumasan tidak berlangsung dengan sempurna dan menyebabkan kompressor terbakar.
                          (2)  Jumlah oli yang bersikulasi bersama refrigerant dalam siklus refrigrant selalu tidak konstan. Sehingga oli berkumpul di dalam evaporator dan ini akan mengakibatkan tiba-tiba kembali dalam jumlah besar ke kompressor.

Disamping oli yang terkumpul di dalam evaporator ini mengganggu perpindahan panas di dalam evaporator sehingga kepastian kapasitas pendinginan akan menjadi berkurang.
Bila di dalam sirkulasi R-12 tidak terdapat oli maka kapasitas mendinginkannya dianggap 100%. Selanjutnya kapasitas ini makin berkurang sebanding dengan bertambahnya oli yang bersirkulasi seperti pada kurva di bawah. Karena itu jumlah oli di dalam kompressor harus tepat.

b)Penambahan Oli Setelah Pergantian Part Fungsional
Bila part fungsional rusak saat pendingin sedang bekerja, maka sejumlah oli kompressor akan tertnggal di dalam sirkulasi refrigrant. Dengan demikian, evaporator atau kondensor harus di ganti dengan yang baru disebabkan adanya kerusakan, maka banyaknya oli yang tersisa pada part yang dilepaskan harus diganti.
Bila part fungsional diganti, jumlah oli yang perlu ditambah sebagai berikut :
·                     Bila receiver diganti ....................20 cc (0,7 fl OZ)
·                     Bila condensor diganti ................40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
·                     Bila evaporator diganti ............... 40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
Bila kompressor yang diganti, oli yangharus diisikan ke dalam kompressor baru harus sama jumlahnya dengan oli yang tersisa di dalam kompressor lama.

c ).       Sampel Produk Minyak Pelumas AC
              (1)  Pelumas SUNISO GS
SUNISO GS adalah minyak kualitas premium tegas dirancang untuk digunakan sebagai pelumas kompresor pendingin. SUNISO GS Minyak yang larut baik dengan pendingin HCFC dan CFC seperti R-22, R-502 dan R-12, sementara menampilkan stabilitas yang sangat baik dan memberikan layanan panjang kehidupan bebas masalah dalam sistem pendinginan dengan menggunakan refrigerant di atas. Selain itu, SUNISO GS Minyak juga melakukan dengan sangat baik dengan refrigerant alam seperti R-717, R-600 dan R-290. SUNISO GS Minyak yang disuling dari minyak mentah yang dipilih khusus naphthenic dengan metode khusus menjamin pelumasan yang sangat baik dan properti lainnya. SUNISO GS Minyak tersebut disetujui oleh semua pendingin ruangan utama, kulkas, freezer, AC produsen mobil di dunia.


Tabel 3. Tipikal Data  SUNISO GS
Property
SUNISO 3GS
SUNISO 4GS
SUNISO 5GS
Density n
15°C
g/cm 3
0.909
0.915
0.921
Color
ASTM
L0.5
L1.0
L1.0
Viscosity
40°C
mm 2 /s
29.5
54.9
94.6
Viscosity n
100°C
mm 2 /s
4.31
5.97
7.78
Flash Point
COC
°C
178
188
208
Pour Point
°C
-40 
-35
-27.5
Total Acid
mgKOH/g
0.01
0.01
0.01
Aniline Point
°C
75.4
79.8
80.4
Water Air
ppm  
20
20
20
Floc Point
°C
-53
-46
-35

              (2)  Pelumas SUNISO SL-S
SUNSIO SL-S series adalah minyak pendingin sintetis yang dirancang khusus untuk menggunakan ke kompresor pendingin untuk lemari es, lemari pembeku, pendingin dan sistem pendinginan industri untuk dikenakan. Denganhydrofluorocarbon (HFC) refrigerant.SUNISO SL-seri S memilikimiscibilityoptimal dan kompatibilitas dengan refrigerantHFC seperti R-134a dan R404A. SUNISO SL-S series dirumuskan oleh dipilih basestocks ester poliol dan aditif, yang menampilkan karakteristik berikut. Stabilitas hidrolitik ExcellentLuar biasa Kestabilan Termal Posisi pelumasan  Listrik Properti Tinggi pengisolasi SUNISO SL-S series tersedia di kelas viskositas ISO VG10, VG15, VG22 dan VG32 untuk berbagai sistem pendingin. Untuk pasar-setelah dan bidang jasa, SUNISO SL-S series tersedia dalam 200 L drum dan kaleng ember 20L.


Tabel 4. Khas properties  SUNISO SL-S
ISO Viscosity Classification
SUNISO SL-10S
SUNISO SL-15
SUNISO SL-22
SUNISO SL-32S
ISO VG10
ISO VG15
ISO VG22
ISO VG32
Density
15°C
g/cm 3
0.928
0.940
0.951
Color
ASTM
L0.5
L0.5
L0.5
Viscosity
40°C
mm 2 /s
10.1
15.0
22.5
32.3
Viscosity n
100°C
mm 2 /s
2.50
3.22
4.14
5.14
Flash Point
COC
°C
182
196
212
230
Pour Point
°C
<-50
<-50
<-50
-22.5
Total Acid Number
mgKOH/g
0.01
0.01
0.01
0.01
Water Content Air
ppm
35
35
35
35
Miscibility
Oil/ R-134a=1/4
°C
-52
-40
-30
-20
Resistivity
25°C
Ωcm
5.0×10 13
7.0×10 13
4.0×10 14
4.0×10 14

              (3)  Pelumas SUNICE T-68
SUNICE T-68 adalah minyak sintetis pendingin yang dirancang khusus untuk menggunakan ke kompresor refrigerasi untuk sistem pengkondisian udara untuk dikenakan dengan hydrofluorocarbon (HFCrefrigerant. T SUNICE-68 memiliki miscibility optimal dan kompatibilitas dengan refrigeran HFC seperti R-407C, R-410A dan R-404A. SUNICE T-68 yang dirumuskan oleh dipilih basestocks ester poliol dan aditif, yang menampilkan karakteristik berikut. Untuk pasar-setelah dan bidang jasa, SUNICE T-68 tersedia dalam 200 L drum dan kaleng ember 20L.


d)       Aplikasi Penggunaan Minyak Pelumas
Tabel 5. Aplikasi dari minyak kompresor SUNISO
Products
Compressor Type
Applications
Refrigerants
Recipro
Rotary
Turbo
Screw
R-134
R-404A
R-410A
R-407C
SUNISO SL-10S
Refrigerator, Freezer,Chiller Kulkas, Freezer, Chiller
SUNISO SL-15S
Refrigerator, Freezer,Chiller Kulkas, Freezer, Chiller
SUNISO
SL-22S
Refrigerator, Freezer,Chiller Kulkas, Freezer, Chiller
SUNISO
SL-32S
Refrigerator, Freezer, Chiller, Dehumidifier Kulkas, Freezer, Chiller, Dehumidifier



Products
Compressor Type
Applications
Refrigerants
Recipro
Rotary
Turbo
Scroll
Screw
R-407C
R-410A
R-404A
SUNICE
T-68
Air Conditioner, Freezer, Chiller, AC, Freezer, Chiller,
Cold Strage Dingin Strage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar