Selasa, 25 Agustus 2015

TUJUAN PERAN DAN FUNGSI SERTA JENIS SUPERVISI

3.    TUJUAN UMUM SUPERVISI
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil  tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah  peningkatan kemampuan profesional guru (kemdikbud).
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu :
         Mengkoordinasi, memberikan rangsangan dan mengarahkan lembaga agar mampu menjalankan perannya
         Memberikan dorongan, bantuan profesional kepada personil (guru, kepala sekolah dan staff lainnya) agar mampu menjalankan tugas dan fungsinya
         Mengawasi  kualitas pendidikan/pelatihan
         Memotivasi personil (guru, kepala sekolah dan staff lainnya)

Dari beberapa rumusan tujuan supervisi di atas, dapat dikaji bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk dalam hal fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan guru, dan lain-lain.
Sedangkan fokus dari supervisi sesuai dari rumusan tujuan di atas adalah bukan pada seseorang atau kelompok saja, akan tetapi semua orang seperti guru-guru, kepala sekolah dan pegawai sekolah lainnya.
Sesuai rumusan di atas, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka terlaksananya tujuan supervisi dapat disimpulkan sebagai berikut:
·      Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru, kepala sekolah atau pegawai lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya
·      Berusaha mengembangkan, atau mencari metode-metode untuk mendukung kemajuan dan kebaikan bersama
·      Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, orangtua siswa serta pegawai lainnya
·      Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai lainnya antara lain dengan workshop, seminar, inservice-training, atau upgrading.

4.    PERANAN DAN FUNGSI SUPERVISI

Pada beberapa kajian seperti yang diungkapkan oleh Gregorio (1966) dikemukakan bahwa lima fungsi utama supervisi antara lain berperan sebagai inspeksi, penelitian, pelatihan, bimbingan dan penilaian. Fungsi inspeksi antara lain berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada lembaga terkait, maka tugas seorang supevisor antara lain berperan dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum tujuan belajar maupun metode mengajar, dan sasaran inspeksi adalah menemukan permasalahan dengan cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan dan daftar isian.
Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan yang berhubungan sedang dihadapi, dan penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisa guna menarik suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi keluar dari permasalahan diatas.
Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, dan dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, dan jenis pelatihan yang dapat dipergunakan antara lan melalui demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, individual dan group conference, serta kunjungan supervisi.
Fungsi bimbingan sendiri diartikan sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya, dan bimbingan sendiri dilakukan dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar telah dicapai dan penilaian ini dilakukan dengan beragai cara seperti test, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa,melihat perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

Adapun menurut Ngalim Purwanto, fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting di ketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Dalam Bidang Kepemimpinan
a.   Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok dalam berbagai kegiatan
b.   Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
c.   Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan keputusan-keputusan.
d.   Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
2) Dalam Hubungan Kemanusiaan
a.   Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok.
b.  Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.
c.  Memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan sesama manusia.
3) Dalam Pembinaan Proses Kelompok
a.  Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing.
b.  Menimbulkan dan memelihara sikap saling mempercayai anatara sesama anggota maupun antara anggota dan pimpinan.
c.  Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
d.  Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di antara anggota kelompok.
4)  Dalam Bidang Administrasi Personil
a.  Memilih personil yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b. Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c.  Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5) Dalam Bidang Evaluasi
a.  Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.
b. Menguasai dan memilki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriterian penilaian.
c.  Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lenkap, benar, dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d.  Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.

5.    JENIS SUPERVISI
      Jenis supervisi ada 3 yaitu;  Supervisi umumSupervisi pengajaran,dan Supervisi Klinis
Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran sepertis upervisi  terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mmengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan pada mencari seba-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. Sama halnya seperti seorang dokter yang akan mengobati pasiennya.
Di dalam supervisi klinis cara memberikan obatnya dilakukan setelah supervisor mengadakan pengamatan langsung terhadap cara mengajar guru dengan mengadakan diskusi balikan di antara supervisor dan guru yang bersangkutan.
Menurut Richard waller, ”Supervisi klinik adalah supervise yag divokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analsis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk menngadakan modifikasi yang rasional”. Ngalim purwanto,2010,90 “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”)
Keith Acheson dan Meredith D.Call mengemukakan bahwa “Supervisi klinik adalah proses membantu guru memperkecil ketidak sesuian(kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal”.
Secara teknik dikatakan bahwa supervise klinis adalah suatu model supervise yang terdiri atas tiga fase, yaitu (1) Pertemuan perencanaan,(2) observasi kelas,dan (3) pertemuan balik.
Dari kedua definisi tersebut  John J.Bolla menyimpulkan “Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru /calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.(Ngalim purwanto,2010,91 “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”)
Menurut Ngalim Purwanto ( 2010 ; 91-92 ) adalah sebagai berikut :
1.      Bimbingan suprvisor kepada guru / calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2.      Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
3.      Meskipun guru atau calon guru menggunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada keterampilan tertentu saja.
4.      Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
5.      Perbaikan dengan segera dan secara objektif ( sesuai data yang direkam oleh instrumen observasi ).
6.      Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.
7.      Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.
8.      Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka.
9.      Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi, dan diskusi atau pertemuan balikan.
10.  Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan dan peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar ; di pihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan ( pre service dan inservice education ).

Keunggulan supervisi Klinis
a.       Kegiatan supervisi akan berlanhsung baik karena dapat mengumpulkan informasi yang tepat, langsung dari guru sendiri, yang memang diperlukan dan tepat untuk digunakan dalam pembinaan.
b.      Pihak pengawas atau kepala sekolah yang melaksanakan supervisi akan merasa puas karena dapat memberikan bantuan yang tepat kepada guru yang memerlukan.
c.       Oleh karena supervisi dilaksanakan berdasarkan hasil diskusi bersama dengan guru dan dituliskan dalamm bentuk perencanaan maka langkah kegiatannya menjadi pasti,setiap langkah dapat diikuti dan dicermati mana yang sudah dapat terlaksana dan mana yang belum, sertadapat dikaji ulang untuk peningkatan dilain waktu.
d.      Bagi pihak guru akan merasa lebih dekat dengan pengawas dan kepala sekolah sehingga lama kelamaan tidak ada lagi yang perlu ditutupi. Dalam kegiatan yang lainpun keterbukaan seperti itu akan tetap terpelihara.Situasi inilah yang akan membantu menciptakan ilklim sekolah dengan suasana harmonis dan penuh kekeluargaan.

e.       Guru akan merasa puas karena telah mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan yang diperlukan, yaitu memecahkan masalah yang dijumpai secara tepat sasaran sehingga problema mengajar akan dapat teratasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar