Secara singkatnya, apabila urutan phase sudah benar maka Relay pada rangkaian proteksi ini akan bekerja, sehingga kontak in-out (9-5) akan terhubung motor akan berputar ke arah yg benar (misalnya berputar ke kanan). Lampu Fail Indicator akan mati karena ter-bypass contact relay (12-8). Tetapi apabila urutan fasa ada yang terbalik, maka Relay tidak akan bekerja, sehingga kontak RY1(9-5) akan tetap terbuka dan rangkaian kontrol tidak akan bekerja karena tidak mendapat supply tegangan, dan lampu Fail Indicator akan menyala karena kontak relay (12-8) tetap terbuka juga.
Varistor berfungsi untuk proteksi over voltage. Jadi jika tegangan mencapai titik saturasi varistor akan short, sehingga kana terjadi hubungan singkat diantara fasa. Akibatnya fuse akan putus, sehingga rangkaian selanjutnya akan aman dari pengaruh tegangan tinggi tersebut, jika terjadi over voltage, varistor akan rusak dan harus diganti bersama dengan fuse.
Jika L1 dan L3 yang putus/loss voltage, sistem akan terproteksi, tetapi jika L2 yang putus/loss voltage, rangkaian tetap bekerja. Jadi jika mau ditambahkan proteksi loss voltage, tambahkan satu relay 220/240VAC yg dihubungkan dengan phase L2 dan neutral, atau relay 380VAC/415VAC yg dihubungkan dari phase 2 ke phase 1 atau phase 3, dan kontak relay-nya dirangkai seri dengan kontak pada rangkaian proteksi ini.
Jika tegangan jala-jala/power supply-nya 415VAC maka jumper 1 (J1) harus dilepas.
Pipa air pendingin berada dibagian dalam dan pipa refrigerant berada di bagian luar, sehingga refrigerant selain mendapat pendinginan dari air juga mendapat pendinginan secara konveksi dari udara sekitarnya.
Refrigerant dalam bentuk gas panas bertekanan tinggi masuk ke bagian atas dari Kondenser dan keluar dari bagian bawah dalam bentuk cairan. Sedangkan air pendingin bisa masuk dari bawah (counter flow[1]) atau dari atas (parallel flow[2]).
Sistem aliran berlawanan lebih effisien dibandingkan dengan sistem searah karena antara air pendingin dan refrigerant akan selalu terdapat perbedaan temperatur yang lebih memudahkan kalor dari refrigerant mengalir ke air pendingin.
Kondenser jenis ini untuk unit berkapasitas kecil sampai dengan unit berkapasitas ±35kW, Kondenser terbuat dari pipa tembaga yang dibentuk menjadi koil (coiled tube in tube condenser). Pembuatannya mudah tetapi lebih sulit untuk membersihkannya
Refrigerator Starting Relay
Pada saat motor kompresor mulai bekerja, arus listrik mengalir ke kumparan utama (run winding). Torsi yang ditimbulkan oleh induksi kumparan utama ini tidak cukup untuk menggerakkan kompresor. Untuk memperbesar torsi saat kompresor mulai bekerja (starting torque) maka motor membutuhkan bantuan tenaga yang didapatkan dengan cara mengalirkan arus listrik ke kumparan bantu (auxiliary winding) pada motor. Setelah putaran motor mencapai ±75% dari putaran maksimumnya, motor tidak lagi memerlukan tambahan torsi, sehingga torsi tambahan bisa dilepas atau diputus. Untuk memutus aliran arus listrik ke kumparan bantu (auxiliary winding) digunakan sebuah komponen pemutus arus yang dinamakan starting relay.
Terdapat beberapa jenis starting relay, diantaranya:
1. Relay Arus (Current Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet dari arus yang mengalir ke kumparan utama. Pada saat kompresor mulai bekerja, arus yang mengalir ke kumparan utama lebih besar daripada arus nominalnya tetapi arus yang besar ini belum cukup untuk memutarkan poros kompresornya. Arus ini membuat induksi medan magnet pada relay menjadi besar sehingga kontak relay menjadi terhubung (tuas penggerak kontak relay terangkat). Dengan terhubungnya kontak pada relay, arus listrik kemudian mengalir ke kumparan bantu. Arus yang mengalir ke kumparan bantu ini membuat tambahan torsi pada motor, sehingga kemudian poros kompresor bisa berputar. Seiring dengan kenaikan putaran poros kompresor, arus yang mengalir ke kumparan utama semakin menurun menuju ke nilai nominalnya. Ketika putaran motor mencapai 75% putaran maksimumnya, induksi medan magnet pada koil relay tidak lagi mampu untuk mengangkat kontak relay sehingga arus ke kumparan bantu kemudian terputus. Walaupun torsi tambahan yang ditimbulkan oleh kumparan bantu sudah hilang, motor tetap bisa berputar karena bebannya sudah ringan. Relay jenis ini tidak boleh terbalik dalam pemasangannya.
2. Solid State Relay (PTC Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan dari arus yang mengalir ke kumparan bantu. Pada saat kompresor mulai bekerja, selain ke kumparan utama, arus mengalir juga ke kumparan bantu melalui satu piringan (disc) yang peka terhadap perubahan temperatur. Perubahan temperatur pada disc ini menyebabkan perubahan nilai tahanannya. Semakin tinggi temperatur disc, semakin tinggi pula nilai tahanannya. Pada saat kumparan motor belum mendapat arus, disc dalam kondisi dingin (nilai tahanannya berkisar antara 15-35Ω pada temperatur 28-32°C). Ketika kumparan mulai mendapat tegangan listrik, arus akan mengalir langsung ke kumparan utama dan arus yang mengalir ke kumparan bantu akan melalui disc. Karena dilewati arus, temperatur disc kemudian naik sehingga disc akan menghambat arus yang mengalir ke kumparan bantu. Setelah putaran motor mencapai 75% putaran maksimumnya, arus yang mengalir ke kumparan bantu akan menjadi sangat kecil.
Sistem Refrigerasi untuk mesin pembuat es kapasitas kecil
Pada saat awal proses, water solenoid valve akan membuka untuk mengisi air di bak penampung air di Evaporator. Setelah air terisi maka solenoid akan menutup. System refrigerasi bekerja mendinginkan air di bak penampung. Air disekitar Evaporator kemudian akan membeku dan semakin lama semakin tebal. Untuk Ice Maker seperti gambar diatas, ketebalan es hanya diatur oleh sebuah timer. Jadi kalau mau es yg lebih tebal, waktu untuk proses cooling diperpanjang.
Setelah waktu pendinginan/pembekuan es tercapai, kompresor tetap bekerja dan hot gas bypass solenoid valve akan membuka, sehingga yang tadinya gas panas dari kompresor masuk ke kondenser untuk di buang kalornya ke udara dengan bantuan kipas/fan, maka gas panas ini dilewatkan langsung ke evaporator dan membuang kalor di sekitar evaporator. Akibatnya temperatur evaporator akan naik diatas titik beku air. Jika temperatur evaporator sudah melewati titik beku air maka Es yg terbentuk di sekitar evaporator akan terlepas dan jatuh ke bak penampung Es
Setelah waktu pendinginan/pembekuan es tercapai, kompresor tetap bekerja dan hot gas bypass solenoid valve akan membuka, sehingga yang tadinya gas panas dari kompresor masuk ke kondenser untuk di buang kalornya ke udara dengan bantuan kipas/fan, maka gas panas ini dilewatkan langsung ke evaporator dan membuang kalor di sekitar evaporator. Akibatnya temperatur evaporator akan naik diatas titik beku air. Jika temperatur evaporator sudah melewati titik beku air maka Es yg terbentuk di sekitar evaporator akan terlepas dan jatuh ke bak penampung Es
Tidak ada komentar:
Posting Komentar