Senin, 19 Oktober 2015

TOL PB dan NC

A. THERMAL OVER LOAD ( TOL )

1. Pengertian
Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen – elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak – kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor – motor penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor – motor DC atau motor –  motor AC dari ukuran kecil sampai menengah.
Adapun simbol dari kontak - kontak TOL antara lain:









B. KONTAKTOR
1. PENGERTIN
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik,
yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / kontinyu “.
2. BAGIAN KONTAKTOR

Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk
lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual.
Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan.
Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan KONTAKTOR, TIMMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain.
Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang
dinamakan KONTAKTOR.


C. PUSH BOTTOM

Image result for simbol PUSH BOTTOMImage result for PUSH BOTTOM
Push bottom sering disebut dengan tombol, dimana mempunyai fungsi sebagai penghubung dan pemutus arus yang mengalir pada rangkaian kontrol. Penggunaan push bottom ini selalu dibedakan dengan warna pada tombolnya. Umumnya warna merah sebagai push OFF dan warna hijau sebagai push On. Pada push bottom memiliki 2 jenis, yaitu tombol tanpa penguncian dan tombol dengan penguncian.

BAB IV
CONTROL KONVENSIONAL
Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian.Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah selalu menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik . Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan SAKLAR,KONTAKTOR / RELAY, TIMMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain. Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR atau RELAY.
Pada industri yang lama masih banyak ditemui sistem control dengan menggunakan handle/saklar, seperti contoh pada industri warisan dari bangsa Belanda (umumnya Pabrik Gula, Stasiun/pintu perlintasan kereta api, dll). Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian.

Adapun jenis dan macam peralatan kontrol konvensional antara lain :
MENGENAL JENIS-JENIS RANGKAIAN LISTRIK DASAR
Pada umumnya seseorang pemula (junior) merangkai rangkaian untuk suatu sistem tertentu tidak pernah mengetahui jenis rangkaian yang dibuatnya, hanya mengetahui fungsi/tujuan dari rangkaian yang telah dibuatnya. Apalagi jika seseorang akan membuat rangkaian tersebut hanya mengandalkan tujuan akhirnya (hasil) tanpa melihat resiko atau tanpa menproteksi produk tersebut. Suatu contoh kasus rangkaian sederhana instalasi rumah tinggal, seorang perangkai ( INSTALATIR,maksudnya) akan membuat rangkaian lampu pada rumah tersebut sesuai dengan permintaan. Jika hanya mengandalkan hasil yang diminta konsumen, maka akan diabaikannya antara lain : jenis kabel yang dipakai, besar penampang kabel, pengambilan sambungan induk listriknya, dan masih banyak lagi. Hal ini akan berdampak resiko yang akan datang dikemudian hari.
Begitu juga akan terjadi dalam suatu sistem kontrol pada mesin industri yang memiliki fungsi spesifik dan sistem pengoperasiannya tertentu. Hal ini semua sangat tergantung dari cara penentuan sistem desain (rangkaian) tersebut dan pemahaman logika dari prinsip kerja mesin itu.

Adapun jenis - jenis rangkaian listrik yang sering dipakai antara lain :
  1. RANGKAIAN TERBUKA ( OPEN LOOP CIRCUIT )
  2. RANGKAIAN TERTUTUP ( CLOSED LOOP CIRCUIT )
RANGKAIAN TERBUKA
Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu sistem yang mana variabel input akan berpengaruh pada output yang dihasilkan. Gambar berikut ini menunjukan blok diagram dari sistem loop terbuka, yang mungkin dapat membantu anda dalam memahami sistem kontrol tersebut. Jika kita lihat dari blok diagram, pada sistem kontrol loop terbuka di sini tidak ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang berasal dari peralatan output (variabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau tidak. Terutama apabila terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi output. Oleh karena itu pada sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup besar oleh karena tidak adanya koreksi.

RANGKAIAN TERTUTUP

Kontrol loop tertutup adalah sebuah proses yang mana variabel yang dikontrol secara terus menerus disensor kemudian dibandingkan dengan kuantitas referensi. Adapun variabel yang dikontrol ini dapat berupa hasil pengukuran seperti misalnya pengukuran temperatur, kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dsb.Kemudian hasil pengukuran tadi diumpan balikan ke pembanding ( comparator ). Pembanding ini dapat berupa peralatan mekanik, listrik / elektronik, atau pneumatik. Pada alat pembanding ini antara kuantitas referensi dengan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang dikontrol dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan. Sinyal kesalahan ini hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal kesalahan ini seperti ditunjukan pada persamaan dibawah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar