A. PENANGANAN PESERTA DIDIK TERLAMBAT
1.
06.30 - 06.40 ( 10 menit setelah bel masuk )
PESERTA DIDIK di catat di buku piket, di
perbolehkan masuk.
2.
06.40 – 06.50
PESERTA DIDIK di catat oleh piket atau
Pembina dan di berikan pembinaan bhakti kampus di jurusan maupun di lingkungan
sekolah.
PESERTA DIDIK masuk jam ke- 3-4.
Catatan :
1. PESERTA DIDIK yang
terlambat lebih dari 3x di berikan pembinaan oleh BK dan diinformasikan ke wali
kelas.
2.
PESERTA
DIDIK yang menggunakan motor terlambat 5 menit setelah bel masuk di tangani khusus
oleh Pembina.
B. PENANGANAN
PESERTA DIDIK YANG MENINGGALKAN KELAS TANPA SEIZIN GURU
1.
PESERTA DIDIK di panggil, di catat di buku
kasus, menuliskan kronologis kejadian saat itu.
2.
Diserahkan kembali ke kelas sesuai dengan
pelajaran tersebut didampingi oleh Pembina / piket.
C. PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG TIDAK MASUK
TANPA KETERANGAN PADA HARPITNAS
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, menuliskan
kronologis kejadian.
2.
Konfirmasi ke orang tua melalui telepon.
3.
Bila mengulang kembali, orang tua dipanggil
diselesaikan oleh BK.
Catatan :
1.
PESERTA DIDIK yang tidak hadir tiga hari
berturut-turut tanpa keterangan, ditangani oleh BK.
D.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG TERLAMBAT ATAU TIDAK IKUT UPACARA
1.
PESERTA DIDIK dicatat.
2.
Diberikan pembinaan dengan materi yang ada
kaitannya dengan upacara bendera.
3.
Apabila 3x tidak mengikuti atau terlambat
mengikuti upacara bendera penanganan lebih lanjut oleh BK.
E.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENYALAHGUNAKAN FASILITAS SEKOLAH
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, menuliskan
kronologis kejadian.
2.
Bila terjadi kerusakan, PESERTA DIDIK (kelas)
bertanggungjawab untuk mengganti.
3.
Bila dikelas menyalahgunakan laptop, notebook,
hp, yang dihubungkan dengan fasilitas sekolah (infocus), maka barang tersebut
akan disita dan boleh diambil kembali oleh orang tua dengan membuat surat
pernyataan untuk tidak mengulang.
F.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MAIN BOLA DI DALAM KELAS ATAU TIDAK PADA
TEMPATNYA
1.
Dibariskan di lapangan, dibina oleh guru
olahraga.
2.
Bila mengulang kembali dibina dan “dilatih”
lebih intensif.
G. PENANGANAN
PESERTA DIDIK YANG MEMBAWA SENJATA TAJAM
1.
PESERTA DIDIK dicatat dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil dengan membuat surat
pernyataan diatas materai Rp. 6.000.
3.
Surat pernyataan ditandatangani oleh PESERTA
DIDIK, orang tua, wali kelas, kajur, wakil kePESERTA DIDIKan.
4.
Penanganan lebih lanjut oleh BK.
H.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MEROKOK, MINUMAN KERAS DAN NARKOBA DI LINGKUNGAN
SEKOLAH
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil.
3.
PESERTA DIDIK membuat pernyataan diatas materai
Rp. 6.000.
4.
Penanganan lebih lanjut oleh BK.
5.
Bila mengulang kembali, maka akan diskorsing
selama 2 minggu.
I. PENANGANAN
PESERTA DIDIK YANG BERKELAHI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
1.
Kedua pihak dipanggil secara terpisah, dicatat,
menuliskan kronologisnya.
2.
Dilakukan kroscek.
3.
Mencari keterlibatan PESERTA DIDIK lain.
4.
Orang tua dipanggil untuk didamaikan.
5.
Membuat surat pernyataan agar tidak menimbulkan
dendam diatas materai Rp. 6000.
6.
Penanganan berikutnya oleh BK.
Catatan :
1.
Bila salah satu atau keduabelah pihak tidak
menerima, maka akan diadakan konferensi kasus.
J. PENANGANAN
PESERTA DIDIK YANG TERLIBAT TAWURAN
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologis kejadian.
2.
Orang tua dipanggil dengan membuat surat
pernyataan.
3.
Diadakan pembinaan khusus berupa bhakti kampus
setelah pulang sekolah dari pukul 15.00 – 17.00 WIB selama 5 hari.
4.
Bila mengulang kembali, maka akan diskorsing
selama 2 minggu.
K.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MEMBAWA DAN MENGEDARKAN FILM, GAMBAR, MAUPUN BACAAN
PORNO
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil dengan membuat surat
pernyataan diatas materai Rp. 6000.
3.
Film, gambar, maupun bacaan porno disita sebagai
barang bukti.
4.
Bila mengulang kembali diskorsing selama 2
minggu.
L.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG BERBUAT ASUSILA DILINGKUNGAN SEKOLAH
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil.
3.
Membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatan.
4.
Diberikan pembinaan oleh guru agama.
5.
Bila mengulang kembali, maka PESERTA DIDIK akan
dikembalikan ke orang tua.
M.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG HAMIL DAN MENGHAMILI DILUAR NIKAH
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil untuk diberikan informasi.
3.
Diadakan konferensi kasus.
N.
PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENENTANG PERINTAH GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN
PETUGAS SEKOLAH YANG LAIN
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Orang tua dipanggil dan PESERTA DIDIK membuat
surat pernyataan diatas materai.
3.
Pembinaan oleh BK.
M. PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENCURI DAN MEMINTA
DENGAN PAKSA
(MEMALAK)
1.
PESERTA DIDIK dipanggil, dicatat, dan menuliskan
kronologisnya.
2.
Korban dipanggil dan menuliskan kronologisnya.
3.
Bila ada barang yang diambil harus dikembalikan
kepada pemiliknya.
4.
Orang tua dipanggil, untuk diberikan pengarahan
dan mendamaikan.
5.
Pelaku membuat surat pernyataan diatas materai.
6.
Pembinaan lebih lanjut dilakukan oleh BK.
N. PENANGANAN
TERHADAP PESERTA DIDIK YANG KEHILANGAN BARANG
1.
PESERTA DIDIK menuliskan kronologisnya.
2.
Pembina bekerjasama dengan kajur dan pihak
keamanan sekolah.
3.
Mengecek di CCTV sekolah.
4.
Sekolah tidak bertanggungjawab atas kehilangan
barang PESERTA DIDIK.
O. PENANGANAN TERHADAP PESERTA DIDIK YANG
MENGALAMI KECELAKAAN DI
LINGKUNGAN
SEKOLAH
1.
Dilakukan pertolongan pertama di UKS.
2.
Menghubungi kajur yang bersangkutan.
3.
Dirujuk ke rumah sakit bila kondisinya
mengkhawatirkan (parah).
4.
Orang tua diberitahu atau dihubungi.
5.
Tindakan medis selanjutnya menjadi tanggungjawab
orang tua.
P. PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MEMBAWA
KENDARAAN BERMOTOR TIDAK
STANDAR
1.
PESERTA DIDIK dipanggil dan dicatat.
2.
Kendaraan ditahan di sekolah, diambil oleh orang
tua.
3.
PESERTA DIDIK membuat pernyataan diatas materai
untuk tidak membawa kembali motor yang tidak standar.
Q. PENANGANAN TERHADAP PESERTA DIDIK YANG TIDAK
MEMAKAI SERAGAM STANDAR
SEKOLAH
1.
BAJU
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
sebelum memakai baju sesuai aturan standar.
b.
Memberitahu orang tua untuk mengantarkan baju ke
sekolah.
c.
Membeli baju di koperasi.
2.
CELANA
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
sebelum memakai celana sesuai aturan standar.
b.
Memberitahu orang tua untuk mengantarkan celana
ke sekolah.
c.
Membeli celana di koperasi.
3.
IKAT PINGGANG
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
sebelum memakai ikat pinggang sesuai aturan standar.
b.
Memberitahu orang tua untuk mengantarkan ikat
pinggang ke sekolah.
c.
Membeli ikat pinggang di koperasi.
4.
DASI
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
sebelum memakai dasi sesuai aturan standar.
b.
Memberitahu orang tua untuk mengantarkan dasi ke
sekolah.
c.
Membeli dasi di koperasi.
5.
KAOS DALAM
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
apabila memakai kaos dalam selain warna putih.
b.
Melepas kaos dalam yang tidak berwarna putih.
6.
SEPATU
a.
Tidak diperkenankan masuk kelas apabila tidak
memakai sepatu standar sekolah (warior) dan tali sepatu berwarna putih.
b.
Memberitahu orang tua untuk mengantarkan tali
sepatu ke sekolah.
c.
Membeli di koperasi.
7.
KAOS KAKI
a.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
apabila memakai kaos kaki selain warna putih.
b.
PESERTA DIDIK tidak diperkenankan masuk kelas
apabila tidak memakai kaos kaki.
c.
PESERTA DIDIK membeli kaos kaki di koperasi.
8.
TAS
a.
Tidak diperkenankan masuk kelas apabila memakai
tas yang dicoret-coret.
b.
Tas ditahan, dan pemberitahuan kepada orang tua
untuk tidak memakainya kembali.
c.
Tas dapat diambil oleh orang tua.
9.
RAMBUT
a.
Bila rambut tidak sesuai aturan (3,2,1) dipotong
oleh Pembina.
R. PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG TERINDIKASI
PENGRUSAKAN SARANA UMUM
1.
PESERTA DIDIK / KELOMPOK dikumpulkan , dicatat, dan
menuliskan / dimintai keterangan.
2.
PELAPOR / KORBAN
dipanggil dan menuliskan kronologisnya.
3.
Bila ada barang / ALAT yang dirusak harus dipertanggungjawabkan
( diganti ) kepada pemiliknya / korban.
4.
Orang tua dipanggil, untuk diberikan pengarahan
dan mendamaikan.
5.
Pelaku / kelompok membuat surat pernyataan
diatas materai.
6.
Pembinaan lebih lanjut dilakukan oleh BK.
JAKARTA, 21 AGUSTUS 2013
TIM
PEMBINA KESISWAAN
SMKN 26 JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar